Skip to main content

Lambat itu Indah

Siapa bilang lambat itu negatif? Mungkin dibenak kita selama ini, kata lambat, sering berkonotasi serba negatif. Bisa berarti bodoh,lelet. Tapi benarkah demikian?


Boleh jadi pemikiran seperti itu, sekarang perlu dipinggirkan. Silahkan baca In Praise of Slow. Sejak dari halaman depan hingga bagian akhir buku ini seolah menyadarkan kita, bahwa kita sebenarnya butuh KELAMBATAN.

Contoh paling aktual, saat kita sholat, butuhkah kita akan kecepatan?

Dunia sekarang memang menuntut serba cepat. Kecepatan komputer yang semakin dahsyat dengan siklus yang semakin pendek. Berbagai tekhnologi diciptakan untuk menunjang pekerjaan kita supaya lebih cepat selesai. Begitu pekerjaan selesai, benarkah betul-betul selesai? Yang terjadi mungkin malah pekerjaan baru yang segera datang. Akibatnya, kita jadi miskin waktu. Manusia yang diciptakan Allah, setelah adanya alam semesta, malah menjadi budak. Bukan menjadi tuan bagi alam.

Dengan tuntutan kecepatan yang semakin dahsyat, tidak kita sadari ada pihak-pihak yang menjadi korban. Bisa anak kita, keluarga, saudara, hobi. Walaupun sebenarnya kalau kita sadari, jika kita berlama-lama di tempat kerja malah mengakibatkan tidak produktif, mudah membuat kesalahan, ketidakbahagiaan, dan sakit. Bahkan mati!

Di Jepang, ada istilah "karoshi" yang berarti "mati karena kerja". Korban paling terkenal dari karoshi adalah Kamei Shuji, seorang pialang saham yang bekerja secara rutin selama 90 jam per minggu selama berminggu-minggu, ketika pasar saham Jepang mengalami booming pada akhir 1980an. Dengan kesuksesannya, dia menjadi standar bagi perusahaan. Shuji diminta melatih seniornya dalam hal seni penjualan. Dan ketika pasar saham Jepang mengalami penggelembungan pada 1989, Shuji bekerja lebih lama lagi. Dan di akhir 1990an tiba-tiba terkena serangan jantung, dan meninggal pada usia 26 tahun. Tragis!.

Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita menghentikan aktivitas kita?.

Tips dari Carl Honore (penulis buku ini) adalah:

  • Leave holes in the diary rather than striving to fill every moment with activity. Easing the pressure on your time will help you to slow down.
  • Set aside a time of day to turn off all the technology that keeps us buzzing - phones, computers, pagers, email, television, radio. Use the break to sit quietly somewhere, alone with your thoughts. Or try meditating.
  • Make time for at least one hobby that slows you down, such as reading, painting, gardening or yoga.
  • Eat supper at the table instead of balancing it on your lap it in front of the TV.
  • Always monitor your speed. If you’re doing something more quickly than you need to simply out of habit, then take a deep breath and slow down.


Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang