Skip to main content

Catatan Ramadhan 1427 H - Cobaan saat Ramadhan

Hari ini, sudah genap 2 hari, Ramadhan 1427 H berlalu. Entah sudah berapa Ramadhan saya temui. Kalau dihitung sejak mulai berpuasa penuh, mungkin sekitar 20an Ramadhan yang pernah saya temui. Saya sendiri sudah tidak ingat mulai umur berapa mulai berpuasa secara penuh.

Ramadhan dan cobaan, bak sebuah dua sisi mata uang, yang akan selalu bersisian sampai diujung waktu. Meskipun dalam kadar yang berbeda. Tuhan pun Maha Adil dan Maha Tahu. Dia tidak akan menurunkan cobaan kepada yang tak akan kuat untuk menerimanya.

Cobaan serasa ujian bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kita yang jarang sekali sadar. Mungkin prasangka buruk yang timbul. Bahkan kepada Allah SWT sekalipun.

Dari sekian Ramadhan, mungkin Ramadhan kali ini cobaan seolah tiada berhenti. Atau mungkin saya sebagai hambanya yang selama ini tidak pernah menganggapnya sebagai cobaan?

Cobaan pertama, datang 3 hari menjelang bulan Puasa datang. Tekanan darah tiba-tiba turun drastis. Bahkan sampai 4 hari berturut-turut. Tidak biasanya saya mengalami hal ini. Normalnya, cukup satu hari untuk kembali ke kondisi semula. Alhamdulillah, hari ke 4 yang bertepatan dengan hari pertama bulan Ramadhan 1427 H, kondisi berangsur pulih.

Bulan Ramadhan kali ini, memang istimewa. Sampai dengan minggu ketiga bulan September, kemarau masih melanda. Dan akibatnya, kering!. Inilah cobaan yang tak terduga sebelumnya. Bulan yang sama tahun lalu, saat kemarau, sumurpun tak sekering sekarang. Entah kenapa dengan tahun ini. Tiba-tiba saja Bulan Ramadhan disambut dengan gangguan sumber kehidupan. Mungkin ini, “bonus” buat kita supaya lebih khusyuk dalam berpuasa.

Cobaan berikutnya, mungkin ini sering terjadi, tapi menjadi istimewa karena terjadi saat puasa dan dalam tempo yang lama. Apa itu? Lampu mati! Mungkin ini cerita lama, tapi baru sekarang ini lampu mati hampir 24 Jam! Dan terjadi di hari Minggu pula, disaat orang menggunakannya untuk beristirahat. Mulai dari jam 5 pagi hingga jam 2 siang, dan mati lagi dari jam 5 sore sampai jam setengah sebelas malam, dan padam lagi dari dari jam 2 hingga jam 9 pagi. 33 tahun baru sekali ini hampir 24 jam tanpa lampu.

Dan penutup cobaan itu terjadi di minggu terakhir Ramadhan. Sempat 4 hari berpuasa di kampung halaman, Semarang. Dan yang tak terduga. cuacanya sungguh menyiksa. Orang bilang, Jakarta itu panas, tapi ternyata Semarang lebih panas lagi. Menurut adik saya yang tinggal di Semarang, suhu di Semarang terkadang bisa mencapai 39 derajat celcius! Wow dahsyat. Tenggorokan terasa sangat kering terutama di siang hari. Dan dimalam hari, dua tiga gelas air pun masih terasa kurang. Untuk urusan aktivitas, harus berpikir dua kali jika mau keluar rumah di siang hari. Panas dan kering. Benar-benar menguras tenaga.

Tanpa cobaan, mungkin kita tidak akan pernah dapat bisa berjalan sendiri dengan dua kaki. Atau kita sampai sekarang masih di kelas satu SD. Allah SWT adalah penulis skenario dan sutradara yang tiada tertandingi. Ada rencana yang tak kita ketahui. Tugas kita adalah mempersiapkan diri saat skenario itu datang. Tuhan telah memberi kita peralatan. Dan saat cobaan sudah terlewati, ada pelajaran yang terpetik untuk persiapan cobaan berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji...

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda ...

Yang Terusir

Yang Terusir Olimpiade Paris masih menimbulkan kontroversi, terutama yang berkaitan dengan Plus972.  Dari sekian kontroversi, yang paling aneh adalah saat Rusia dilarang ikut Olimpiade karena berperang dengan Ukraina, sedangkan Plus972 melenggang dengan segala macam privilege.  Meskipun mereka dianggap digdaya bisa tampil di berbagai even olahraga, tapi mereka mengalami hal tragis di benua Asia.  Plus972 adalah salah satu dari AFC (Asean Football Confederation) Founding Member bersama 12 negara lainnya.  Mereka ikut serta di AFC Cup sebanyak 4X, yakni tahun 1956, 1960, 1964, dan 1968. Puncak kegelapan sepakbola Plus972 di  Asia adalah di tahun 1964. Mereka menjadi tuan rumah Piala Asia, tetapi pesertanya hanya 4 negara, yakni tuan rumah, India, Korea Selatan, dan Hongkong. Mereka menjadi tuan rumah dan akhirnya menjadi juara.  Kenapa puncak kegelapan? Karena dari 16 negara yang seharusnya ikut turnamen, 11 negara menyatakan mundur dari turnamen.  Sakin...