Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Hagia Sophia Antara Al Fatih, Kemal Pasha, dan Erdogan

10 Juli 2020, Hagia Sophia menjadi pusat perhatian dunia. Hari itu Mahkamah Agung Turki mencabut statusnya sebagai museum dan mengembalisn fungsinya sebagai masjid. Tahun 1453 Saat Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sophia masih berfungsi sebagai gereja. Dan Muhammad Al Fatih membelinya dan mengubahnya menjadi masjid. Al Fatih tidak menghancurkannya tetapi dengan cara elegan membeli dan mewaqafkannya menjadi sebuah masjid.  Hagia Sophia sebagai tempat untuk bersujud kepada Allah Subhanahu wataa'la selama ratusan tahun hingga bencana itu datang. Kekhalifahan Turki Ustmani tumbang di awal abad 19 setelah Perang Dunia 1. Kemal Pasha setelah menjadi penguasa Turki dan pelopor sekularisasi Turki setelah mengubah adzan dari bahasa Arab menjadi bahasa Turki, mengkonversi Hagia Sophia menjadi museum.  Saat itu pula umat Islam tidak bisa sujud lagi di Hagia Sophia. Jika sebelumnya memasuki Hagia Sophia umat Islam harus berwudlu terlebih dahulu, sekarang tidak perlu, cukup m

Marathon dan Pendidikan Pesantren

Marathon itu olah raga kesabaran. Seorang pelari Full Marathon harus berlari menempuh jarak 42km. Sama dengan jarak Jakarta ke kota-kota satelit di Bodetabek. Dibutuhkan latihan yang lama dan panjang untuk kuat menempuh jarak sepanjang itu. Tidak bisa tiba-tiba seseorang dapat berlari langsung 42 km. Umumnya memulainya dengan jarak pendek dulu, 3km lalu meningkat ke 5km, 7-10km. Mereka melakukannya setiap hari dengan jeda di waktu-waktu tertentu.  Salah satu tahapannya dapat lari Half Marathon yakni 21km. Banyak pelari amatir yang sudah mencapai titik ini. Tetapi tidak coba melanjutkan sampai dengan Full Marathon . Ada istilah dalam Marathon yakni Pace , tempo kecepatan dalam berlari yang dinyatakan dalam ukuran waktu  setiap jarak tertentu. Misalkan 8 detik per kilometer.  Pengaturan Pace ini sangat penting apalagi jika menempuh jarak jauh. Bayangkan seseorang yang berlari sangat cepat di awal race , pasti akan kehabisan tenaga di tengah dan akhir lomba. Di dalam Marathon Race d

Gadget, Pesantren Melarang Tetapi....

Tahukah anda salah satu barang terlarang di pesantren? Tetapi sekarang ini salah satu barang wajib santri selama Pembelajaran Jarak Jauh? Yakni Smartphone. Barang ini mungkin salah satu kendala terbesar seorang anak enggan disuruh masuk pesantren orang tuanya. Masuk pesantren berarti pisah dengan gadget ini. Bisa dibayangkan anak   digital native harus berpisah dengan barang digital. Tidak bisa bermedsos, nonton youtube , posting IG Story , tiktok an. Pesantren di manapun melarang santrinya menggunakam smartphone kecuali satu hal, disaat jatah menelpon orang tuanya. Diluar itu jangan coba-coba memakainya. Hukuman berat sudah menanti. Orang tua sih seneng anaknya berpisah sementara dengan barang ini. Tapi buat si anak, serasa putus dengan pacarnya ! Makanya jangan heran, jika saat orang tua menjenguk anaknya di pesantren, hal pertama yang dicari anaknya adalah hape nya. Bukan yang lain.  Disaat Pesantren dan Orang Tua jungkir balik mengendalikan anaknya dalam menggunakan gawai, pemerin

Stigma Pesantren Dari Masa ke Masa

Warisan hidup leluhur kita adalah pesantren. Model pendidikan unik yang ditinggalkan pendahulu negeri ini untuk bangsa yang bertahun-tahun berjuang melawan orang asing yang berkedok dagang tapi bertujuan menguras apa yang ada di bumi nusantara termasuk sumber daya manusianya. Sejak dulu banyak yang gerah dengan geliat pesantren yang seolah bergerak undeground di kalangan rakyat. Tumbuh terkadang dari teras rumah Sang Kyai, hanya bermuridkan satu atau dua orang anak, bahkan bisa jadi salah satunya anak sendiri dan yang lain anak tetangga. Banyak diantara mereka bisa  bertahan hidup dan berkembang dahsyat dengan cara mereka sendiri.  Bahkan tidak sedikit yang beranak pinak melalui jejaring alumninya. Yang tidak jenak dengan geliat pesantren ini tidak hanya pihak-pihak yang selama ini dianggap yang berseberangan dengan Islam, tetapi internal umat sendiri ada penyakit laten yang tidak disadari dapat merugikan eksistensi pesantren. Tempat Anak Nakal. Dahulu orang tua kita serimg mengancam 

Mungkinkah Pembelajaran Adab dan Akhlak lewat Online?

Point penting pendidikan di Pesantren yang membedakan dengan sekolah umum adalah keteladanan kyai atau ustad pengasuhnya. Ini adalah wujud dari edukasi berbasiskan contoh nyata, yakni perilaku sehari-sehari.  Para pengasuh tersebut adalah orang yang sudah bertahun-tahun belajar dan mengaplikasikan ilmu Al Quran.  Role Model tersebut bisa dilihat langsung para santri selama 24 jam. Mulai dari pagi hingga malam menjelang tidur. Ini point penting yang paling membedakan dengan sekolah pada umumnya. Santri tidak hanya melihat tapi dituntun langsung supaya melakukan step by step adab, akhlak, dan kemandirian selama hidup di pesantren dan kelak setelah lepas dari sana. Apakah model pendidikan lain salah? Kita tidak bisa mengatakan sekolah diluar pesantren itu model yang salah. Jika kita telisik lebih jauh, sekolah umum durasinya sekitar 5-7 Jam, ada juga Full Day School yang bisa mencapai 9 Jam. Durasi sependek itu sudah diisi dengan materi pelajaran akademis yang cukup banyak.  Sederhananya,

Masa Kritis Seorang Santri

Ada masa yang perlu diperhatikan orang tua yang akan memasukkan anaknya ke pesantren. Ini penting cuma sering luput dari perhatian orang. Bahwa ada jangka waktu dimana anak akan merasa bosan dengan kehidupannya di pesantren. Berapa lama?  Tidak ada jawaban yang jelas untuk pertanyaan itu. Tapi dari beberapa pengalaman orang tua, masa-masa krusial adalah 3 tahun dan 6 tahun. Semisal masuk pesantren di pertengahan usia SD, nah anda perlu hati-hati jika sudah memasuki masa 3 tahun. Apakah anak itu sudah mulai bosan dan minta keluar dari pesantren? Biasanya bersamaan dengan waktu lulus SD. Ataupun jika dia lanjut, perhatikan 3 tahun berikutnya saat lulus SMP. Sama juga misalnya baru masuk pesantren sewaktu SMP. Masa kritisnya saat lulus SMP dia lanjut pesantren atau keluar. Ada juga kasus sekedar bosen ingin suasana baru, tapi tetap ingin nyantri. Solusinya adalah pindah pesantren.  Pinter-pinternya orang tua memang untuk menghadapi masalah ini. Tarik ulur antara keinginan orang tua, kemau

Umur Berapa Anak Pantas Masuk Pesantren?

Pertanyaan klasik orang tua yang ingin anaknya masuk pesantren. Sebenarnya kapan sih sebaiknya anak masuk pesantren. Ada yang anaknya masuk pesantren saat menginjak bangku SMA. Bahkan ada pula yang nyantri sambil kuliah. Kalau yang lebih dini lagi, masuk pesantren saat usia masuk SD. Terlalu awalkah? Agak sulit menjawab apakah usia masuk SD sudah pantas masuk pesantren atau tidak.  Yang jadi pegangan adalah pendidikan terbaik adalah dari orang tua. Ada masa dimana orang tua harus mendidiknya sendiri. Anaknya dapat merasakan kedekatan dengan ayah ibunya. Dan saat yang tepat adalah usia anak-anak paling tidak selama usia SD. Kenapa? Jika anak terlalu awal masuk pesantren, misalnya dari kelas 1 SD, ada potensi merasa bosan setelah masuk periode tertentu.  Misal setelah 6 tahun, bisa saja dia minta keluar dari pesantren karena sudah bosan. Jika batas waktunya 6 tahun, misal dimulai dari kelas 7 atau kelas 1 SMP, waktunya akan pas di saat dia lulus SMA.  Tidak ada patokan yang pasti, masing

Pesantren Mewah, Antara Stereotype dan Kebutuhan

Pesantren yang fasilitasnya mewah bak hotel sering dicibir orang, "pesantren apa hotel tuh". Tidak salah memang membandingkan fasilitas pesantren modern dengan hotel. Jumlah santri per kamar yang sangat sedikit, jauh berbeda dibanding pesantren tradisional yang satu kamarnya seringkali seperti barak. Bisa mencapai 20 atau lebih anak per kamar.  Kemudian gedung asrama yang terlihat jauh lebih modern, bersih. Terkadang dilengkapi dengan kolam renang, dan fasilitas olah raga lain. Bahkan sekarang mulai ada pesantren yang berada di gedung apartemen. Jadi pemilik apartemen bekerjasama dengan satu pesantren. Menggunakan salah satu atau dua tower untuk digunakan sebagai pesantren modern. Pesantren tidak perlu repot memikirkan menyediakan sarana prasarana lagi karena semua sudah tersedia di apartemen. Cukup menyediakan tenaga pengajar dan kurikulum. Pertanyaannya, siapa sih yang sekolah disitu? Percaya tidak percaya, banyak orang muslim Indonesia yang punya duit berlebih ingin anakny

Masalah Klasik Santri

Satu hal yang sulit dipercaya orang diluar pesantren tapi sering terjadi dan mungkin agak sulit dihilangkan adalah seringnya barang hilang di pesantren. Pertama kali mendengar itu memang tidak percaya. "Ah masa sih, di pesantren kok barang ini hilang, barang itu tiba-tiba gak ada". Percaya tidak percaya, itu terjadi.  Mulai dari sandal, sendok garpu, piring, bahkan celana dalam pun bisa hilang. Apa tidak ada antisipasi sebelumnya?  Jangan salah, calon santri biasanya sudah paham semua barangnya diberi nama, bahkan untuk baju celana nama tersebut di bordir.  Tetapi walaupun sudah diberi nama, tetep saja barang bisa lenyap. Banyak faktor yang jadi penyebabnya. Bisa dari santri pemilik barang memang teledor, tidak care terhadap propertinya sendiri, manajemen barangnya buruk. Atau ada memang santri lain yang mengambil.  Bisa juga santri yang lain tidak bermaksud mencuri tapi sekedar meminjam barang temannya tapi tidak bilang karena berpikir ah nanti dikembalikan. Yang perlu diing