Skip to main content

Double Track Jakarta-Serpong, Bikin Macet?


Buat pengguna jalan yang terbiasa melintasi perlintasan Kereta Api Stasiun Palmerah, siap-siap bertambah kesabarannya di tahun 2007 nanti. Apa sebab?

Sudah beberapa bulan ini di dekat Stasiun Palmerah ada pembangunan rel double track yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang hingga Serpong. Diharapkan jika rel double track ini selesai, perpindahan orang antara Jakarta - Tangerang akan lebih mudah, selain dihubungkan dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang yang sudah lama berfungsi.

Pembangunan rel double track ini sendiri, kabarnya juga akan merombak stasiun-stasiun yang akan dilewatinya. Dimulai dari Stasiun Tanah Abang, Palmerah, Kebayoran Lama, terus hingga Stasiun Serpong. Dan stasiun-stasiun tersebut yang sebelumnya terkesan kumuh, dan mudahnya orang tanpa tiket keluyuran di sekitar stasiun, diharapkan dengan perombakan total ini, semuanya akan berubah. Karena di sistem yang baru nanti, penumpang tanpa tiket tidak akan dapat masuk ke lingkungan stasiun. Dan juga, akan akan diberlakukan sistem tiket elektronik. Bentuknya bagaimana, kita tunggu saja.

Kereta yang akan digunakan, biasanya kereta eks Jepang yang kondisinya masih bagus. Yang selama ini sudah banyak digunakan di sekitar Jabodetabek. Dan jalur itu akan beroperasi 24 jam! Wow.

Tambah bagus dong? Eit, ntar dulu. Kalau kita lihat dari sisi itu tadi memang kesannya menjanjikan. Tapi bagaimana dengan kemacetan yang timbul di tiap perlintasan yang ada?

Kita ambil contoh, perlintasan antara SMA 24 dan Pasar Palmerah, dengan single track yang ada sekarang saja, jika jam pergi-pulang kantor dan ada kereta yang melintas, kemacetannya sudah parah. Bagaimana dengan double track nanti? Setelah perlintasan Palmerah, perlintasan berikutnya yang rawan macet adalah perlintasan Permata Hijau - Senayan. Kemacetan akan timbul terutama kendaraan yang berasal dari arah Permata Hijau. Tanpa ada kereta yang melintas pun, karena ada traffic light, kemacetannya sudah sedemikian parah (terutama pagi dan sore).

Bagaimana solusinya? Biasanya sih Pemerintah akan membangun Jembatan Layang atau Underpass. Kalau Underpass mungkin bisa diterapkan di perlintasan Permata Hijau, karena kalau dilihat dari lahan yang tersedia masih memungkinkan. Saya tidak bisa membayangkan kalau Underpass dibangun di Palmerah. tambah macet kali ya... Kalau Jalan Layang? Wah tambah nggak bisa membayangkan lagi .....

Menurut anda?

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang