Skip to main content

Catatan Perjalanan Idul Fitri 1427 H - Shaf yang Tak Pernah Lurus


Catatan ini saya buat, karena selama lebaran tahun ini, saya melewatkannya di kampung halaman, Semarang. Rencananya, Insya Allah kurang lebih 10 hari saya habiskan di tempat orang tua.

Dari sekian banyak tempat Sholat Idul Fitri di Semarang, salah satunya yakni di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang. Inilah salah satu tempat utama yang menjadi tujuan umat islam di Semarang. Karena kebetulan tempatnya sangat strategis, tepat di jantung Kota Semarang.


Simpang Lima, saat ini menjadi alun-alun atau pusat kota Semarang. Layaknya kota-kota di Jawa pada umumnya, di setiap alun-alun terdapat Masjid dan Pusat Pemerintahan. Dahulu, pasti akan kita temukan hal yang sama di alun-alun Kota Semarang. Tapi tidak di Simpang Lima. Yang tersisa hanya Masjid Baiturrahman.

Karena, Simpang Lima merupakan alun-alun pindahan yang sebelumnya terdapat di depan Masjid Besar Kauman, yang berada tidak jauh dari Pasar Johar. Karena, kebijaksanaan pemerintah saat itu, alun-alun dipindah ke Simpang Lima yang sekarang ini. Dan alun-alun lama, menjadi pusat pertokoan, salah satunya Kanjengan. Di alun-alun lama, bisa ditemui Pusat Pemerintahan, Masjid, dan tentu saja Pasar (Johar).

Simpang Lima, saat ini sudah menjadi pusat bisnis. Mulai dari Mal Citra dan Hotelnya, Plasa Simpang Lima dan Hotel Horizon, Eks Mickey Mourse yang di lantai dua ditempati Courts (Jaringan Retail dari Inggris, yang di Indonesia berpusat di Denpasar), Robinson (eks Bioskop Gajah Mada), Bioskop E-Plaza (d/h Plaza). Sisanya, hanya Masjid Baiturrahman dan Kantor Telekom.

Kembali tentang Sholat Ied, sebenarnya panitia membagi lapangan menjadi dua bagian, yakni untuk Pria di sebelah utara, dan Wanita di sebelah Selatan. Tempat Imamnya berada di titik pertemuan antara jalan Pandanaran dan Simpang Lima.

Tapi yang terjadi adalah, jamaah yang datang dari arah jalan Gajah Mada (sebelah utara), tidak perduli laki-laki atau perempuan segera menggelar sajadahnya di lapangan sebelah utara yang sebenarnya diperuntukkan bagi jamaah laki-laki. Bahkan lebih parahnya mereka cenderung menggelarnya di jalanan terutama di Jalan Gajah Mada dan jalan di depan Citraland. Tidak masuk ke lapangan, dan lapangan pun dibiarkan kosong. Bahkan kalau ditarik garis lurus, dari tempat Imam ke arah depan Masjid Baiturrahman, akan banyak jamaah yang telah melewati tempat Imam. Dan itu berlangsung sudah bertahun-tahun lamanya tanpa ada perbaikan.

Yang mengenaskan adalah, Lapangan Pancasila sendiri lebih banyak kosongnya. Jamaah tidak perduli datang dari arah mana, malas untuk berjalan dan menempati tempat yang disediakan. Mereka lebih memilih di jalanan, yang relatif lebih dekat dengan tempat mereka datang. Baik itu dari arah timur, maupun dari jalan Pahlawan. Jadi kalau dilihat dari atas, saat Sholat Idul Fitri, yang terlihat adalah hamparan tanah kosong dan lautan manusia yang mengelilinginya.



Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang