Skip to main content

Semarang; dari Gereja Blenduk hingga GOR Simpang Lima

Semarang kaline banjir …
Itulah sepenggal lagu yang sangat terkenal, menggambarkan betapa identiknya Semarang dengan banjir. Jika anda tinggal di Semarang, ataupun pernah singgah sebentar dan menyempatkan jalan-jalan ke daerah utara Semarang, niscaya lagu itu memang benar. Betapa tidak, musim kemarau pun Semarang tetap banjir. Meskipun sudah ada polder yang katanya dapat mengurangi rob, tetapi pada kenyataanya genangan air setiap sore tetap saja menggenangi Semarang bagian utara. Mulai dari Stasiun Tawang dan kota lama, daerah Petek, hingga Perumahan Tanah Mas.

Meskipun terkenal dengan banjir, sebenarnya Semarang salah satu kota yang paling unik di Indonesia. Di bagian utara, Semarang berbatasan dengan Laut Jawa. Dan jika anda pergi ke selatan, dengan jarak yang tidak terlalu jauh, anda akan melewati dataran yang cukup tinggi. Dimulai dari Candi hingga puncaknya di Gombel, yang terkenal dengan tanjakannya yang cukup tajam. Punya daerah pantai, sekaligus memiliki daerah perbukitan! Jadi anda akan merasa takjub jika melihat dari arah perbukitan suasana kota Semarang yang sangat panas sekaligus pemandangan lautnya. Belum pernah saya temui kombinasi yang cukup unik seperti ini.

Satu keunikan lagi yang dimiliki Semarang yakni kawasan kota lama. Kawasan di sekitar jembatan mberok hingga Stasiun Tawang ini dihiasi dengan gedung-gedung berasitektur Belanda. Mulai dari gedung yang ditempati Bank Mandiri, Jakarta Loyd, dan yang paling terkenal yakni Gereja Blenduk. Disebut blenduk karena atap gereja itu berbentuk kubah mlengkung yang kalau orang jawa bilang mblenduk. Cuma sayang, banyak bangunan yang kurang terawat, disamping juga kawasan ini paling sering di serang rob, air pasang yang masuk ke darat. Jadi membuat kawasan ini terasa kurang terawat. Sungguh sayang.

Sebenarnya masih beruntung gedung-gedung di kota lama itu masih ada hingga kini. Karena banyak bangunan yang sebenarnya cukup bersejarah di kota ini, lenyap karena kepentingan bisnis. Kantor bupati Semarang misalnya, dulu terletak di daerah alun-alun Semarang serta di dekatnya seperti layaknya kota-kota di Jawa terdapat Masjid Besar Kauman. Tapi sekarang kantor bupati itu menjelma menjadi pusat perbelanjaan Kanjengan, yang sekarang menjadi terlihat sangat tidak terawat. Dan alun-alun Semarang berubah menjadi Pasar Ya’ik, yang letaknya bersebelahan dengan Pasar Johar.

Mungkin rasa kehilangan daerah itu hanya berlaku buat orang-orang yang pernah hidup di tahun sebelum 60-70an. Sedangkan buat orang-orang yang hidup di era 70an hingga 80an, mengalami juga apa yang pernah dirasakan oleh ayah atau kakek-neneknya. Yakni kehilangan gedung yang cukup membawa banyak nostalgia yakni GOR Simpang Lima.

Letaknya cukup strategis yakni di Simpang Lima, daerah pusat kota Semarang yang menjadi pengganti dari alun-alun Semarang. Disebelah barat GOR Simpang Lima, terdapat Masjid Baiturrahman dan disebelah timur ada Wisma Pancasila yang akhirnya pun lenyap dan berubah wajah menjadi Plasa Simpang Lima, pertokoan berlantai 7.

Sudah tak terhitung berapa event yang terselenggara di tempat ini, mulai dari olah raga hingga konser musik. Mulai dari tingkat nasional hingga lokal, bahkan tingkat sekolahan. Karena saya sendiri pernah ikut ekstra kurikuler bulutangkis sewaktu SMA dulu, dan latihannya tidak tanggung-tanggung yakni di GOR Simpang Lima!.

Di tempat ini pula, Ahmad Albar mengalami dua peristiwa yang mungkin tidak akan pernah dia lupakan yakni, saat rencana konsernya di tempat ini dilarang oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu (saya lupa apakah Ismail atau Suparjo Rustam) karena dianggap tidak sesuai dengan budaya Jawa Tengah. Dan yang kedua, kebangkitan God Bless di era 80an dimulai dengan konser tur Jawa Bali yang kota pertamanya yakni Semarang. Dengan promotor Log Zelebour, God Bless pada konser itu berusaha mengangkat kembali namanya dengan membawakan lagu-lagu Deep Purple. Konsernya sendiri diawali Jaguar dengan vokalisnya almarhun Miki Jaguar dengan membawakan lagu-lagu Rolling Stones, dan dilanjutkan El Pamas, grup dari kota kecil yakni Pandaan (Jawa Timur) yang dimotori Toto Tewel pada gitar dan Eky Lamoh sebagai vokalis. El Pamas saat itu mengusung lagu-lagu Led Zeppelin.

Sedangkan event lokal yang cukup membawa banyak nostalgia bagi anak muda Semarang pada waktu itu adalah Festival Band antar SMA. Promotornya sekelompok anak muda yang cukup terkenal di Semarang yakni SEC. Festival ini benar-benar menjadi barometer musik di Semarang pada saat itu. Favorit juara pada tidak pernah beranjak dari SMA Loyola, SMA 1, SMA 3. Tiga sekolah favorit di Semarang itu seolah mendapat giliran juara.

Sayang, semua itu lenyap di akhir 80an. Saat GOR Simpang Lima ditukar guling dengan Mal Citraland dan Hotel Ciputra. Dan sebagai gantinya, pengembang membangun GOR Jatidiri di kawasan Karang rejo. Alasan yang dipakai pada saat itu, yakni jika ada kegiatan besar di GOR Simpang Lima, mengakibatkan kemacetan di kawasan Simpang Lima. Padahal kenyataan sekarang, dengan adanya Mal Citraland dan Hotel Ciputra, kawasan Simpang Lima dan jalan Anggrek yang letaknya di belakang Mal Citraland, mengalami kemacetan yang tiada pernah berhenti. Jadi kalau dulu macet jika ada kegiatan besar, sedangkan sekarang setiap hari macet, karena tempat parkir di Mal itu memang sangat terbatas.

Setelah GOR Simpang Lima menjadi korban, sepertinya para investor tidak berhenti melakukan perburuan. Salah satu yang pernah diburu yakni Kampus Undip Pleburan dan STM Pembangunan di Simpang Lima. Beruntung Kampus Undip Pleburan akhirnya terselamatkan, dan sekarang tinggal STM Pembangunan yang masih berjuang agar tidak punah dijarah investor.

Pak Gub, Pak Wali, mosok masih kurang sih …..




Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang