Skip to main content

PSSI U-23, The Next Pelita

Sepertinya PSSI tidak pernah berhenti membuat kontroversi. Lebih mending kalau kehebohan itu adalah sesuatu yang baik, misalnya lolos ke putaran final Piala Dunia gitu. Atau juara di Piala Asia. Lha ini malah, kontroversinya malah mengulang hal yang telah gagal di masa yang lalu



Kontroversi itu adalah PSSI akan menghukum pemain yang tidak mau mengikuti pelatnas jangka panjang PSSI U-23 yang akan diadakan di Belanda. Beberapa pemain itu antara lain Boaz Salosa, Maman Abdulrachman, Hamka Hamzah. Usia mereka sebenarnya sudah lebih dari 23 tahun. Tetapi karena ada kuota lima orang, maka mereka ikut dipanggil.

Mereka menolak umumnya karena kompetisi reguler belum selesai, dan mereka adalah pilar masing-masing tim. Jadi bisa dibayangkan, saat kompetisi masuk masa kritis, pilar pemain kok malah dipanggil dan tidak diperbolehkan masuk kembali ke tim semula. Dengan alasan pelatnas jangka panjang yang diadakan di Belanda. Dan juga supaya pemain terjaga kondisinya. Dan pemain yang dipanggil, tim asal akan menerima kompensasi berupa penggantian uang.

Melihat keadaan seperti itu, jadi mengingatkan ke proyek Primavera. Pemain muda dipanggil, dikumpulkan, dilatih di luar negeri. Begitu kembali diharapkan menjadi tulang punggung Timnas PSSI. Masalahnya adalah, katanya sih begitu pulang klub asal pemain mendapat prioritas untuk mendapatkan kembali pemain tersebut. Seandainya tidak ada kesepakatan baru klub lain boleh menawarnya.

Begitu pulang dari pelatnas bisa dipastikan harga pemain akan naik. Akibatnya klub asal berpikir dua kali untuk mendapatkannya. Siapa yang beruntung? Ya klub kaya. Salah satu klub kaya tapi belum terdengar namanya adalah Pelita. Dulu Pelita Jaya, terus nggak jelas juntrungannya dan sekarang sejalan dengan kondisi keuangan Group Bakrie yang semakin mencorong, Pelita coba dibangunkan kembali dan dimulai bukan dari divisi utama. Bahkan bukan dari kota besar. Yakni Karawang.

Melihat PSSI U-23 sekarang, adalah Pelita tanpa pemain Pelita. Dalam arti, semua strukturnya kecuali pemain, adalah tulang punggung Pelita. Ya, Tim Manajer, Pelatih, Penyandang Dana, semua dari Group Bakrie. Jadi kalau dilitarik benang merah semua ini. PSSI U-23 ini adalah The Next Pelita.

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji...

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda ...

Yang Terusir

Yang Terusir Olimpiade Paris masih menimbulkan kontroversi, terutama yang berkaitan dengan Plus972.  Dari sekian kontroversi, yang paling aneh adalah saat Rusia dilarang ikut Olimpiade karena berperang dengan Ukraina, sedangkan Plus972 melenggang dengan segala macam privilege.  Meskipun mereka dianggap digdaya bisa tampil di berbagai even olahraga, tapi mereka mengalami hal tragis di benua Asia.  Plus972 adalah salah satu dari AFC (Asean Football Confederation) Founding Member bersama 12 negara lainnya.  Mereka ikut serta di AFC Cup sebanyak 4X, yakni tahun 1956, 1960, 1964, dan 1968. Puncak kegelapan sepakbola Plus972 di  Asia adalah di tahun 1964. Mereka menjadi tuan rumah Piala Asia, tetapi pesertanya hanya 4 negara, yakni tuan rumah, India, Korea Selatan, dan Hongkong. Mereka menjadi tuan rumah dan akhirnya menjadi juara.  Kenapa puncak kegelapan? Karena dari 16 negara yang seharusnya ikut turnamen, 11 negara menyatakan mundur dari turnamen.  Sakin...