Sebenarnya ceritanya klasik. Terlahir dari keluarga miskin. Oleh ayah ibunya yang asli Jawa dititipkan ke kakek dan neneknya pada usia yang masih sangat belia. Sempat membantu kakek dan neneknya di sawah. Kemudian dikembalikan ke orang tuanya yang sudah menetap di Jakarta tapi masih dirundung kemiskinan. Sempat juga membantu ibunya berjualan makanan, karena untuk membeli gorengan pun tak mampu.
Setelah beranjak remaja, tahu akan potensi fisiknya. Ikutlah ia dalam satu kontes untuk menjadi sampul majalah remaja. Berhasillah dia menjadi salah satu finalis. Tak dinyana itulah menjadi gerbang keberhasilannya secara finansial kelak. Dan akhirnya terbanglah dia ke Singapura, salah satu pusat mode asia tenggara. Kiprahnya disana ternyata mengundang dunia fashion yang membutuhkan asian’s look. Dan terguncanglah tanah kelahirannya saat seluruh tubuhnya yang tanpa ditutupi sehelai benang pun bisa dinikmati oleh seluruh dunia. Untunglah dia segera tersadar, saat sang Ibunda memanggilnya pulang, ditolaknya tawaran untuk pose yang sama di Playboy edisi Lima Negara. Dia lebih memilih panggilan dari orang yang telah melahirkannya, untuk menata kembali kehidupannya.
Itulah sekilas cerita dari Tiara Lestari. Seorang model asal Solo yang tampil menjadi cover di Playboy edisi Spanyol. Apa yang dia tempuh sebenarnya bukan hal baru. Banyak Tiara-Tiara yang lain. Yang membedakan adalah dia memasuki level internasional.
Cara seperti itu memang jalan pintas untuk menaikkan pamor. Baik itu bintang yang mulai redup atau bintang baru. Maka menjadi hal yang aneh saat Anjasmara melepas seluruh pakaiannya sedangkan namanya sedang menjulang tinggi.
Menjadi lebih aneh lagi, kenapa harus jalan itu yang ditempuh? Tidak adakah jalan lain? Seandainya Tiara sering berkelana ke Eropa, mungkinkah dia lupa akan banyak jalan menuju ke Roma?
Semoga Tiara dapat menemukan salah satu jalan dari sekian banyak jalan itu.
Tiara Lestari, From Sensual to Elegance?
Setelah beranjak remaja, tahu akan potensi fisiknya. Ikutlah ia dalam satu kontes untuk menjadi sampul majalah remaja. Berhasillah dia menjadi salah satu finalis. Tak dinyana itulah menjadi gerbang keberhasilannya secara finansial kelak. Dan akhirnya terbanglah dia ke Singapura, salah satu pusat mode asia tenggara. Kiprahnya disana ternyata mengundang dunia fashion yang membutuhkan asian’s look. Dan terguncanglah tanah kelahirannya saat seluruh tubuhnya yang tanpa ditutupi sehelai benang pun bisa dinikmati oleh seluruh dunia. Untunglah dia segera tersadar, saat sang Ibunda memanggilnya pulang, ditolaknya tawaran untuk pose yang sama di Playboy edisi Lima Negara. Dia lebih memilih panggilan dari orang yang telah melahirkannya, untuk menata kembali kehidupannya.
Itulah sekilas cerita dari Tiara Lestari. Seorang model asal Solo yang tampil menjadi cover di Playboy edisi Spanyol. Apa yang dia tempuh sebenarnya bukan hal baru. Banyak Tiara-Tiara yang lain. Yang membedakan adalah dia memasuki level internasional.
Cara seperti itu memang jalan pintas untuk menaikkan pamor. Baik itu bintang yang mulai redup atau bintang baru. Maka menjadi hal yang aneh saat Anjasmara melepas seluruh pakaiannya sedangkan namanya sedang menjulang tinggi.
Menjadi lebih aneh lagi, kenapa harus jalan itu yang ditempuh? Tidak adakah jalan lain? Seandainya Tiara sering berkelana ke Eropa, mungkinkah dia lupa akan banyak jalan menuju ke Roma?
Semoga Tiara dapat menemukan salah satu jalan dari sekian banyak jalan itu.
Tiara Lestari, From Sensual to Elegance?
Comments