Anda sudah beli Playboy hari ini? Atau anda kehabisan? Jangan minder, banyak kok yang kehabisan, bahkan gosipnya edisi perdana ini telah ludes jam 3 pagi di tangan agen. Wow, ini bener-bener fantastis! Rasanya belum pernah ada majalah/buku di Indonesia yang langsung habis dalam hitungan jam. Bahkan Harry Potter pun yang laku keras di seluruh dunia, dan sempat diluncurkan pada malam hari dengan keliling kota Jakarta, tidak langsung ludes penjualannya.
Dan ini akan jadi sejarah dalam dunia penerbitan. Sekaligus menjadi catatan di dunia Internasional, karena apa? Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang menerbitkan Playboy versi lokal setelah Jepang. Walaupun sebenarnya hal-hal seperti ini tidaklah baru, mungkin bisa kita lihat, cafe atau toko international yang mempunyai outlet di Jakarta seringkali menjadi outlet pertama atau kedua di Asia, biasanya Indonesia tertinggal oleh Singapura ataupun Jepang.
Keadaan semacam itu lama-lama kelamaan akan menjadi biasa terjadi di Indonesia. Apa yang menjadi trend di Amerika atau Eropa, dalam hitungan bulan akan segera terjadi juga di Indonesia. Film, grup musik, segera setelah launching di negara asal, lansung dapat dinikmati di Indonesia. Dan itu tidak terjadi di film dan musik saja, tetapi sudah masuk ke mode pakaian atau rambut , majalah, termasuk gaya hidup entah itu free sex, lesbian, gay, bahkan single parent.
Hal ini mengingatkan saya pada Goenawan Mohammad, yang menyebutkan dalam tulisannya di Koran Tempo, bahwa RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi merupakan Arabisasi atau Wahabisasi. Akhirnya, saya jadi maklum, saat usia semakin bertambah dan rambut sudah mulai memutih bisa jadi membuat kemampuan seseorang itu semakin menurun, terutama ingatan. Ataupun kemampuan melihatnya pun menurun. Jadi susah untuk melihat dan menentukan mana yang Indonesia asli dan mana yang dari Barat.
Sebenarnya butuh nggak sih masyarakat akan majalah seperti Playboy ini? Kalau tujuannya untuk melihat foto panas, saya yakin saat anda sudah menikah dan mempunyai ‘sawah’ yang bisa buat 'bercocok tanam' sesuka kita, niscaya majalah seperti tidak berguna lagi. Biasanya sih cocok buat remaja yang masih penasaran dengan hal-hal yang syur, dan orang dewasa yang belum menikah. Jadi ngapain liat majalah, wong tiap hari saja bisa lihat aslinya ;)
Jadi, Selamat datang Playboy di tanah kebebasan. Saya tidak tahu umur anda berapa di sini. Bisa 1 tahun atau 5-10 tahun lagi, atau bahkan cuma 1 edisi.
Edisi Perdana sekaligus Terakhir !
Dan ini akan jadi sejarah dalam dunia penerbitan. Sekaligus menjadi catatan di dunia Internasional, karena apa? Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang menerbitkan Playboy versi lokal setelah Jepang. Walaupun sebenarnya hal-hal seperti ini tidaklah baru, mungkin bisa kita lihat, cafe atau toko international yang mempunyai outlet di Jakarta seringkali menjadi outlet pertama atau kedua di Asia, biasanya Indonesia tertinggal oleh Singapura ataupun Jepang.
Keadaan semacam itu lama-lama kelamaan akan menjadi biasa terjadi di Indonesia. Apa yang menjadi trend di Amerika atau Eropa, dalam hitungan bulan akan segera terjadi juga di Indonesia. Film, grup musik, segera setelah launching di negara asal, lansung dapat dinikmati di Indonesia. Dan itu tidak terjadi di film dan musik saja, tetapi sudah masuk ke mode pakaian atau rambut , majalah, termasuk gaya hidup entah itu free sex, lesbian, gay, bahkan single parent.
Hal ini mengingatkan saya pada Goenawan Mohammad, yang menyebutkan dalam tulisannya di Koran Tempo, bahwa RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi merupakan Arabisasi atau Wahabisasi. Akhirnya, saya jadi maklum, saat usia semakin bertambah dan rambut sudah mulai memutih bisa jadi membuat kemampuan seseorang itu semakin menurun, terutama ingatan. Ataupun kemampuan melihatnya pun menurun. Jadi susah untuk melihat dan menentukan mana yang Indonesia asli dan mana yang dari Barat.
Sebenarnya butuh nggak sih masyarakat akan majalah seperti Playboy ini? Kalau tujuannya untuk melihat foto panas, saya yakin saat anda sudah menikah dan mempunyai ‘sawah’ yang bisa buat 'bercocok tanam' sesuka kita, niscaya majalah seperti tidak berguna lagi. Biasanya sih cocok buat remaja yang masih penasaran dengan hal-hal yang syur, dan orang dewasa yang belum menikah. Jadi ngapain liat majalah, wong tiap hari saja bisa lihat aslinya ;)
Jadi, Selamat datang Playboy di tanah kebebasan. Saya tidak tahu umur anda berapa di sini. Bisa 1 tahun atau 5-10 tahun lagi, atau bahkan cuma 1 edisi.
Edisi Perdana sekaligus Terakhir !
Comments