Dalam beberapa hari ini, warga Jakarta mengalami kemacetan luar biasa di hampir seluruh penjuru kota. Terutama di jalan yang bersinggungan dengan jalur Bus Transjakarta [Busway]. Hal ini disebabkan rencana sterilisasi busway dengan mengenakan denda maksimal bagi mobil atau motor yang melintas di busway. Pengendara motor akan dikenakan denda 500 ribu rupiah, sedangkan mobil kena denda 1 juta rupiah.
Kebijakan ini sebenarnya terlambat diberlakukan. Ditinjau dari namanya saja Busway, yang berarti Jalan khusus untuk Bis, sudah seharusnya kendaraan lain dilarang melintas apapun alasannya, dan berlaku terhadap siapa saja.
Keriuhan sekarang ini sebenarnya mirip saat pertama kali Busway ini diluncurkan. Tercatat saat itu pengawal Wapres Hamzah Haz, dan yang paling heboh saat iring-iringan Wapres Jusuf Kall melintas Busway koridor 1 di tanggal 27 April 2008, karena saat itu diberlakukan Car Free Day.
Entah kapan tepatnya , di era Gubernur Fauzi Bowo jalur Transjakarta yang tadinya "angker" karena tidak ada satupun kendaraan yang berani lewat terutama di Koridor 1, perlahan-lahan menjadi pemandangan biasa kalau kendaraan pribadi melintas di busway.
Memang saat Fauzi Bowo memimpin Jakarta, kualitas dan kuantitas Bus Transjakarta beserta jalurnya menurun tajam, bahkan bisa dibilang terjun bebas dibanding saat Sutiyoso mengendalikan Jakarta. Jangankan busway, Jembatan Penyeberangan Orang [JPO] di halte busway ikut steril dari Pedagang Kaki Lima [PKL].
Penurunan kualitas itu, dibarengi dengan mudahnya masyarakat membeli Sepeda Motor. Dengan uang tidak sampai satu juta rupiah, orang bisa membawa pulang sepeda motor. Hal ini mendorong orang menggunakannya untuk beraktifitas di hari kerja. Konsumen Transjakarta yang sebagian besar adalah pengguna bus besar dan sedang, menjadi beralih ke sepeda motor.
Disitulah titik ketidakpercayaan masyarakat terhadap bus Transjakarta di titik nadir. Jalur tidak steril, JPO dipenuhi PKL, jumlah bus yang tidak bertambah dan tidak adanya peremajaan, waktu tunggu bus yang semakin lama. Komplet sekali "penghancuran" Bus Transjakarta di era Fauzi Bowo ini.
Bersyukur, perlahan tapi pasti jalur bus Transjakarta mulai dibersihkan. Meskipun dirasakan terlambat, tapi merupakan langkah yang tepat. Biarkan pengguna kendaraan pribadi berteriak menyalahkan bus Transjakarta karena kemacetan ini. Sudah saatnya kita dorong penggunaan transportasi publik, dan mendesak pemerintah untuk lebih meningkatkan kualitas transportasi publik di Jakarta.
Kebijakan ini sebenarnya terlambat diberlakukan. Ditinjau dari namanya saja Busway, yang berarti Jalan khusus untuk Bis, sudah seharusnya kendaraan lain dilarang melintas apapun alasannya, dan berlaku terhadap siapa saja.
Halte Transmilenio Bogota |
Keriuhan sekarang ini sebenarnya mirip saat pertama kali Busway ini diluncurkan. Tercatat saat itu pengawal Wapres Hamzah Haz, dan yang paling heboh saat iring-iringan Wapres Jusuf Kall melintas Busway koridor 1 di tanggal 27 April 2008, karena saat itu diberlakukan Car Free Day.
Entah kapan tepatnya , di era Gubernur Fauzi Bowo jalur Transjakarta yang tadinya "angker" karena tidak ada satupun kendaraan yang berani lewat terutama di Koridor 1, perlahan-lahan menjadi pemandangan biasa kalau kendaraan pribadi melintas di busway.
Memang saat Fauzi Bowo memimpin Jakarta, kualitas dan kuantitas Bus Transjakarta beserta jalurnya menurun tajam, bahkan bisa dibilang terjun bebas dibanding saat Sutiyoso mengendalikan Jakarta. Jangankan busway, Jembatan Penyeberangan Orang [JPO] di halte busway ikut steril dari Pedagang Kaki Lima [PKL].
Penurunan kualitas itu, dibarengi dengan mudahnya masyarakat membeli Sepeda Motor. Dengan uang tidak sampai satu juta rupiah, orang bisa membawa pulang sepeda motor. Hal ini mendorong orang menggunakannya untuk beraktifitas di hari kerja. Konsumen Transjakarta yang sebagian besar adalah pengguna bus besar dan sedang, menjadi beralih ke sepeda motor.
Jalur Bus Trans Jakarta tahun 2004 |
Disitulah titik ketidakpercayaan masyarakat terhadap bus Transjakarta di titik nadir. Jalur tidak steril, JPO dipenuhi PKL, jumlah bus yang tidak bertambah dan tidak adanya peremajaan, waktu tunggu bus yang semakin lama. Komplet sekali "penghancuran" Bus Transjakarta di era Fauzi Bowo ini.
Bersyukur, perlahan tapi pasti jalur bus Transjakarta mulai dibersihkan. Meskipun dirasakan terlambat, tapi merupakan langkah yang tepat. Biarkan pengguna kendaraan pribadi berteriak menyalahkan bus Transjakarta karena kemacetan ini. Sudah saatnya kita dorong penggunaan transportasi publik, dan mendesak pemerintah untuk lebih meningkatkan kualitas transportasi publik di Jakarta.
Comments