Skip to main content

Pembantu Juga Manusia [1]

Sudah hampir setengah bulan ini, kami tidak memakai pembantu rumah tangga. Sebenarnya mungkin tidak bisa disebut pembantu. Karena tugas utamanya dia mengasuh anak kami yang baru berumur 1.5 thn. Cuma, saya merasa nggak biasa nyebutnya sebagai baby sitter. Jadi saya yang saya anggap sebagai pembantu juga.

Dia resign jadi pembantu di rumah dengan alasan sering sakit-sakitan, jadi mau istirahat dulu. Nggak kerja, di rumah saja. Itu alasan yang diberikan pada saya tempo hari. Saya sih, ya mau gimana lagi. Tidak bisa melarang dan menahan dia untuk tetap jadi pembantu di rumah.

Memang beberapa hari sebelum dia berhenti, dia sudah tidak masuk karena sakit. Tinggalnya memang tidak jauh dari rumah kami. Dia salah satu tetangga kami. Setiap pagi sebelum kami berangkat bekerja, dia telah datang ke rumah dan mengurus segala keperluan si kecil. Kalau dihitung, memang ini bukan yang pertama dia sakit. Kalau tidak salah yang ketiga kalinya dia absen karena sakit.

Ternyata alasan sakit itu menjadi tanda tanya bagi kami sekeluarga. Karena hanya selang beberapa hari sejak berhenti dari tempat kami, ternyata dia sudah bekerja di tempat lain. Saya tidak tahu pasti, katanya tempat dia bekerja sebelum bekerja di tempat kami.

Kami benar-benar heran, kenapa harus memberi alasan sakit. Mendengar kabar tersebut, saya jadi mikir apa yang menjadi penyebab dia berhenti.

Bosan
Salah satu faktor yang paling mungkin adalah bosan. Namanya juga orang. Ada kalanya merasa bosan dengan keseharian. Kita pun yang bekerja kantoran seringkali bosan dengan rutinitas pekerjaan yang tidak ada selesainya.

Jam kerja pembantu saya sebenarnya hampir sama dengan orang kantoran. Dia datang sekitar jam setengah tujuh pagi. Dan pulang sekitar jam 4-5 sore. Hari minggu libur. Dan kalau kita libur, seringkali kita kasih libur juga. Enak kan?

Tapi tetap saja dia keluar.

Gaji
Alasan klasik lainnya adalah gaji. Saya gaji dia untuk 6 hari kerja hanya untuk mengasuh anak saya, sebesar 250 ribu rupiah. Saya tidak tahu apakah cukup besar atau terlalu kecil uang segitu buat dia. Yang jelas dengan gaji segitu, dia tidak bekerja full satu hari penuh seperti pembantu yang lain. Dia hanya bekerja dari jam setengah tujuh hingga jam 5. Selebihnya ya pulang.

Berat? Mmm bisa ya bisa tidak. Untuk anak dibawah 2 tahun, jam tidurnya termasuk masih tinggi. Anak bangun sekitar jam 6 sampai dengan setengah tujuh pagi. Dan tidur lagi sekitar jam 8-10, dan bangun saat makan siang. Si kecil akan tidur lagi sekitar jam 2 hingga jam 3.30-4.00.

Jadi bisa dihitung, dengan jam kerja sekitar 10.5 jam [6.30-17.00], sekitar 4 jam hanya nungguin orang tidur. Berat?? Mmm saat nungguin orang tidur, kalau kita ngantuk terus? Ya ikut tidur....

bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang