Bukit Jalil, sebuah daerah perkebunan yang sekarang menjelma menjadi sebuah kompleks olahraga nasional Malaysia saat menjadi tuan rumah Commonwealth Games 1998. Berkapasitas 110.000 tempat duduk, Stadion Bukit Jalil menjadi salah satu dari 10 stadion terbesar di dunia.
Salah satu yang menarik di Bukit Jalil, terutama buat orang Indonesia, adalah adanya LRT Station. Karena hal ini tidak kita temukan di Indonesia, sebuah stadion yang terintegrasi dengan stasiun kereta.
Di Bukit Jalil station ini pula digunakan sebagai tempat syuting film Entrapment [1999] yang dibintangi oleh Sean Connery dan Catherine Zeta Jones. Cuma saat itu nama Bukit Jalil Station diganti menjadi PUDU.
Jarak antara Bukit Jalil station ke Stadion sekitar 10 minutes walking distances. Dan sesuai pesan yang kami terima, bahwa suporter Indonesia disarankan untuk tetap berkelompok, kami berjalan dari LRT Station ke stadion mengular panjang. Dan barisan semakin panjang dan banyak karena sudah banyak suporter Indonesia yang datang.
Rintik hujan sudah mulai membasahi bumi Bukit Jalil sore itu. Kami tidak hiraukan, sambil berjalan beriringan kami menuju tempat yang memang sudah disediakan khusus untuk penonton Indonesia. Katanya sih Pintu Ungu, tapi saya sendiri tidak melihat warna ungu disekitar pintu itu. Yang saya tahu, ada kertas bertuliskan "KHUSUS PENONTON INDONESIA" tertempel di beberapa tembok.
Yang membuat kami kecewa adalah khusus penonton Indonesia sejak pertandingan pertama lawan LAOS, ditempatkan di Tribun Utara alias Belakang Gawang!! Damn!!
Jelas ini diskriminasi, entah apa yang menjadi pertimbangan Panpel sehingga menempatkan kami di belakang gawang. Sedangkan penonton negara lain, misal Singapore atau Laos, ditempatkan di Tribun Barat. Apakah Malaysia bertindak demikian seolah-olah menunjukkan bahwa mereka lebih 'terhormat' dibanding Indonesia? Entahlah, karena memang TKI disana sering dipandang sebelah mata, dikarenakan jenis pekerjaan para TKI yang cenderung ke pekerjaan kasar, di kebun, sebagai pembantu rumah tangga.
Yang bikin saya tercengang adalah saat mau sholat, ternyata di dalam lingkungan stadion banyak Surau alias Musholla. Bahkan dibedakan untuk lelaki dan perempuan. Coba bandingkan dengan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yakni Indonesia? :)
Belum lagi jumlah toilet yang sangat buuanyaaaaak. Jadi inget saat nonton Timnas Indonesia vs Kamerun di GBK, saat turun minum dan pengen ke toilet. Eh begitu ketemu, buset daah... antrinya dan baunya mmmmmm sedaaapp...
Penonton Malaysia belum banyak yang datang saat itu, karena kick off memang masih lama. Waktu yang ada digunakan teman-teman untuk koordinasi membentuk koreografi. Ada teman-teman yang berinisiatif membawa RIBUAN lembar kertas, satu sisi warna merah dan sisi yang lain berwarna putih. Penonton bagian atas membawa kertas merah, dan bagian bawah membawa kertas putih.
Salut buat yang punya ide itu. Meskipun sulit untuk diaplikasikan disini. Berbeda jika yang melakukan temen-temen kelompok suporter, mereka sudah biasa dengan hal tersebut. Tapi tidak dengan suporter Timnas di Bukit Jalil.
Meskipun kurang suskses untuk koreografinya tetapi tidak mengurangi kemeriahan di tribun utara. Bagaimana tidak, paling tidak 3x kami menyanyikan Indonesia Raya padahal Kick Off pun belum :)
Belum lagi Merah Putih raksasa yang bergerak dari bawah ke atas dan sebaliknya. Bahkan tidak cuma satu, tetapi ada 3. Mantap bener ....serasa di Tanah Air saat itu.
Comments