Skip to main content

Fastnet; Akhirnya On Juga

Setelah menunggu lebih dari 2 minggu, akhirnya hari Kamis tanggal 11 Oktober 2007, Fastnet saya on juga.

Sementara ini performancenya sih sesuai dengan janji. Meskipun di Hari Jum'at 12 October 2007 di daerah Tangerang dan sekitarnya sempet putus dari Jam 2 Pagi hingga sekitar Jam 5 Sore.

Saya sendiri ambil paket 384 (sebulan bayar Rp.99.000 + 10% Tax)

Setelah saya test pake Speedtest hasilnya kayak gini nih





Comments

Anonymous said…
mau tanya2 ttg fastnet donk boleh kan...
Saya juga berencana mau pasang fastnet, apakah fastnet itu cepat? lebih cepat fastnet atau speedy?
Trus kan unlimited, berarti kita gak perlu mikir2 over qouta, apakah ini benaar2? takutnya ada hidden fees...
sebagai yang telah menggunakan, mudah2an bisa sharing...
@taufand said…
Kalau masalah lebih cepat mana antara fastnet dengan speedy, saya tidak bisa membandingkan. Karena saya belum sempat jadi pelanggan speedy. Rencana pertama pake speedy, eh fastnet muncul.

Setahu saya sih bener-bener unlimited. Yang membedakan cuma kecepatannya aja. Kalau yang perlunya cuma browsing, email, chatting, paket 384 atau 512 sdh cukup kok.
Anonymous said…
hmmm... klo di speedy kecepatan 384 juga masih dan bisa download, yah cukup cepat juga...kira apakah di fastnet bisa juga gak yah? itu yang bikin agak gamang...tapi mudah2an sama atau malah lebih cepat...semoga..
yah mudah2 dengan fastnet saya masih bisa ngedownload juga...
rencananya akan pakai yang 384 aja...
@taufand said…
Pakai yg 384, kalau download lumyan cepet jg. Terlebih kl bandingannya dengan dial up. Katanya sih kalau speedy yang bikin krg nyaman masalah konsistensinya.

Kalau fastnet, sebenarnya krn baru, sempat agak ragu juga sih. Tapi kalau liat tipikal swasta vs telkom, fastnet sih kyknya agak mendingan.
Anonymous said…
fastnet saya sudah terpasang, pakai modem apa? saya pakai scientific atlanta. Klo sama, cara setting dan mengetahui modem udah ada firewallnya gimana?
@taufand said…
merknya sama kyk py saya om.
nah itu dia, pas setting saya lg gak ada di rmh, jd tau2 dah beres.
sori kl gak bisa jawab ya om
Anonymous said…
oh gitu. apakah modemnya selalu aktif 24 jam? dan tidak apa2? Saya rada takut gitu..
di web sitenya first media, kan ada login buat custumetnya, sedangkan kita gak punya password, lalu gunanya apaanya yah?....(sambil mikir)...
@taufand said…
Selama libur lebaran ini sih, lumayan sering makenya, cm gak 24 jam. Terkadang modemnya saya cabut jg colokannya, soalnya kl kelamaan panas. Takut juga sih.
Kl yg di website itu, buat ngecek billing.

kl blm py password bikin account dl, kan dibwh itu ada tulisan create account.

Kl account number, di billing statement(dah terima blm?) ada tuh.
@taufand said…
Eh sori, kl yg account number, kyknya kl kita dah bkn account disitu. Yg di billing statement itu subscriber no. Krg tau jg nih, account no sm subscriber no sm apa gak.
Anonymous said…
saya kan suka download, hari ini aja udah 3 x download file besar, dan masih mikir2 padahal udah tahu klo unlimited. beneran unlimited kan yah? suka download juga?
@taufand said…
kl smp skr sih sy yakin unlimited. Dan kedepannya seharusnya harga semakin turun. Knp?

ISP lain saya yakin tidak akan tinggal diam. Kl nggak salah IM2 pun mulai nurunin harga, wlpun blm unlimited.

kl msl download...ya dah mulai sih. tp blm byk. Tp, lumayanlah dr pd dikantor kgk bs.

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang

Sejarah Kompas yang Hilang

Sulit rasanya saat ini mendapatkan media yang independent, dan tidak menjadi corong bagi satu pihak baik itu partai politik atau golongan agama tertentu. Ada media yang terang-terangan memang menjadi media untuk golongan agama tertentu. Mungkin bisa saya sebut disini adalah Majalah Sabili, yang secara gamblang menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan umat Islam. Tetapi ada juga media yang sebenarnya adalah corong dari kelompok tertentu di masyarakat tetapi tidak menunjukkannya secara gamblang kepada khalayak ramai. Hal tersebut bisa karena sebagai sebuah strategi agar apa yang disampaikan dapat diterima masyarakat. Sebab bisa saja masyarakat apriori terlebih dahulu jika sudah mengetahui bahwa media itu menjadi corong golongan tertentu. Kompas sebagai salah satu media yang menjadi tolok ukur media di Indonesia, ternyata cukup hati-hati dalam menempatkan diri di benak orang. Di booklet yang disebarluaskan pada saat Pameran Industri Pers Indonesia 2005 yang berlangsung di Assembly H