Skip to main content

Tarif Tol Naik? Boleh, Asal ….


Pemerintah bersikukuh bahwa tarif jalan tol harus naik (2 tahun sekali lagi!), sedang pengguna jalan tol mau class action. Lalu?

Kalau menurut saya sih boleh saja pemerintah menaikkan tarif jalan tol, asal :
  1. Gratiskan dong kalau biaya untuk membuat jalan tol tersebut sudah impas. Dimana logikanya, jalan tol Jagorawi yang sudah ada puluhan tahun kok tarifnya masih naik saja. Emang belum balik modal?


  2. Substitusi.Naiknya tarif tol sebenarnya sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memindahkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum. Masalahnya siapkah alat substitusi itu sekarang? Coba seandainya, pada saat pemerintah menaikkan tarif tol dan bersamaan itu pula ada angkutan umum penggantinya, misal Kereta Api (yg representatif pastinya… bukan kelas kambing!), atau busway yang kalau perlu lewat tol sekalian. Bukan cuma muter-muter didalam kota doang…


  3. Representatif. Angkutan pengganti tadi haruslah representatif. Ingat, pengguna jalan tol umumnya adalah pemilik mobil pribadi yang mengutamakan kenyamanan. Mustahil mereka mau pindah ke angkutan umum kalau tidak representatif. Saya yakin mereka menggunakan mobil pun sebenarnya capek. Cape’ karena macet terus, cape’ mikir biaya bensin, dan cape deeeh …


  4. Jangan buat jalan tol lagi! Terutama jalan tol dalam kota. Pemerintah harus konsisten kalau mau memaksimalkan penggunaan angkutan umum dalam mengatasi kemacetan. Jadi bikinlah jalur busway sebanyak mungkin baik di dalam Jakarta sendiri maupun yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penyangga.

Kalau sudah begitu kan tidak ada ribut-ribut lagi dan nggak ada macet. Semoga …..

Comments

Lita Uditomo said…
speechless, mas..:(

tapi aku setuju sama pendapatnya.
mudah2an ada solusi terbaik ya.

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji...

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda ...

Sejarah Kompas yang Hilang

Sulit rasanya saat ini mendapatkan media yang independent, dan tidak menjadi corong bagi satu pihak baik itu partai politik atau golongan agama tertentu. Ada media yang terang-terangan memang menjadi media untuk golongan agama tertentu. Mungkin bisa saya sebut disini adalah Majalah Sabili, yang secara gamblang menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan umat Islam. Tetapi ada juga media yang sebenarnya adalah corong dari kelompok tertentu di masyarakat tetapi tidak menunjukkannya secara gamblang kepada khalayak ramai. Hal tersebut bisa karena sebagai sebuah strategi agar apa yang disampaikan dapat diterima masyarakat. Sebab bisa saja masyarakat apriori terlebih dahulu jika sudah mengetahui bahwa media itu menjadi corong golongan tertentu. Kompas sebagai salah satu media yang menjadi tolok ukur media di Indonesia, ternyata cukup hati-hati dalam menempatkan diri di benak orang. Di booklet yang disebarluaskan pada saat Pameran Industri Pers Indonesia 2005 yang berlangsung di Assembly H...