Skip to main content

Kick Andy : Mengangkat Kontroversi Tanpa Solusi

Kick Andy merupakan acara baru di Metro TV yang berupa talkshow yang dipandu oleh Andy F Noya. Mungkin karena itu acaranya dinamakan Kick Andy. Acara ini hadir setiap kamis pukul 22.30 WIB dan berdurasi 60 menit

Penampilan Andy F Noya sendiri cukup menghibur. Meskipun tema yang diusung cukup berat. Tetapi dalam pembawaannya Andy bisa membawa ke suasana lebih cair. Hal tersebut dilakukannya melalui celetukan-celetukannya dalam merespon narasumber, meskipun narasumber menyampaikannya cukup serius, tetapi terkadang ditanggapi secara guyon oleh Andy.

Setiap pemunculannya, Kick Andy menghadirkan sekitar 3-4 narasumber. Dan tema yang diangkat adalah hal-hal yang cukup kontroversi di masyarakat seperti masalah gay dan minggu ini mengangkat isu yang cukup aktual yakni masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Di edisi yang mengangkat masalah gay, Andy menghadirkan nara sumber yang cukup berbobot yakni dari pelaku itu sendiri seperti Dede Utomo, seorang dosen di surabaya yang terang-terangan mengaku sebagai gay sejak tahun 80an, kemudian Mamoto, seorang gay yang mempunyai kekasih seorang jurnalis Belanda dan akhirnya menikah di Belanda. Belanda merupakan salah satu negara Eropa yang mengijinkan pernikahan sesama jenis.

Sedangkan saat menghadirkan isu kekerasan dalam rumah tangga, Andy menampilkan korban-korban kekerasan dalam rumah tangga dari berbagai strata ekonomi, mulai dari pengusaha sampai ekonomi lemah. Dan kesemuanya adalah wanita. Ada wanita eks pengusaha yang dimanfaatkan suaminya untuk bayar hutang, ada lagi 2 orang wanita yang mempunyai suami yang sama dan keduanya menjadi korban pemukulan dan penganiayaan suaminya.

Di edisi tersebut Kick Andy diawali dengan cuplikan film terbaru Nia Dinata yakni Berbagi Suami. Dan kemudian diakhiri pula oleh komentar dari Nia Dinata sendiri mengenai film tersebut serta masalah poligami. Karena Film tersebut mengangkat tema poligami. Dan akhirnya terkesan bahwa kekerasan Dalam rumah tangga itu disebabkan adanya poligami. Padahal kalau dilihat kasus per kasus tidak semua disebabkan oleh poligami, seperti Kasus Wien Adithya Estevez, wanita pengusaha yang diperalat suaminya (seorang DJ) untuk membayar hutang-hutangnya.

Sayang dalam mengangkat isu-isu tersebut, Andy tidak menyeimbangkan keadaan. Meskipun narasumber yang dihadirkan berbobot yakni dari pelaku itu sendiri, yang saya yakin hal ini tidak mudah seperti masalah gay yg masih menjadi hal tabu di masyarakat. Dan juga 2 istri tadi yang masih dicari-cari oleh suaminya. Tapi Andy tidak menghadirkan nara sumber yang tidak setuju atau berbeda pendapat dengan mereka semua. Jadi pembicaraan seperti satu arah.

Jadi kesan yang ditangkap adalah pemirsa tidak diajak untuk berbeda atau tidak setuju dengan masalah tersebut. Contohnya adalah masalah gay, nara sumber yang dihadirkan adalah narasumber yang kesemuanya adalah pihak yang setuju dengan gay. Tetapi tidak menghadirkan narasumber yang mengatakan bahwa gay adalah salah. Atau paling tidak memberikan saran atau solusi dari masalah tersebut.

Sebenarnya di edisi kedua yakni saat mengangkat masalah Munir, Kick Andy sempat menampilkan dua pihak yang berseberangan yakni dari pihak Munir, dan juga istri dari Polycarpus. Entah mengapa format seperti itu tidak ditampilkan di edisi berikutnya.
Tujuan tersirat yang dapat ditangkap adalah Kick Andy mengangkat tema yang sebenarnya sudah pasti jawabannya di masyarakat tetapi di sini jawabannya tidak dimunculkan yang akhirnya menimbulkan kesan bahwa si pelaku ini belum tentu salah. Dan akhir dari acara tersebut biasanya kesimpulan diserahkan ke pemirsa sendiri. Jadi seperti mengambangkan sesuatu yang sudah pasti?

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang

Sejarah Kompas yang Hilang

Sulit rasanya saat ini mendapatkan media yang independent, dan tidak menjadi corong bagi satu pihak baik itu partai politik atau golongan agama tertentu. Ada media yang terang-terangan memang menjadi media untuk golongan agama tertentu. Mungkin bisa saya sebut disini adalah Majalah Sabili, yang secara gamblang menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan umat Islam. Tetapi ada juga media yang sebenarnya adalah corong dari kelompok tertentu di masyarakat tetapi tidak menunjukkannya secara gamblang kepada khalayak ramai. Hal tersebut bisa karena sebagai sebuah strategi agar apa yang disampaikan dapat diterima masyarakat. Sebab bisa saja masyarakat apriori terlebih dahulu jika sudah mengetahui bahwa media itu menjadi corong golongan tertentu. Kompas sebagai salah satu media yang menjadi tolok ukur media di Indonesia, ternyata cukup hati-hati dalam menempatkan diri di benak orang. Di booklet yang disebarluaskan pada saat Pameran Industri Pers Indonesia 2005 yang berlangsung di Assembly H