Skip to main content

Beli Buku Tanpa Dibaca

Pernahkah anda mengalami, beli buku tetapi setelah sampai rumah tidak dibaca?



Itulah yang saya alami beberapa minggu ini. Hampir tiap minggu secara nggak sengaja mampir ke toko buku, semuanya karena kebetulan lewat depannya. Dan saat keluar dari toko buku, pasti ada saja buku yang saya bawa. Entah itu dibaca apa nggak.

Dan memang akhirnya tidak semua buku kebaca. Apakah semua itu Sia-sia?

Kalau begitu jadi inget seorang teman, yang pernah memborong satu kardus penuh saat QB ikut book fair di senayan.

Saya tanya dia, "Memang buku segitu banyak akan kebaca?"

Dia cuma bilang,"Semua orang saat beli buku punya pikiran sama, suatu saat akan mempunyai waktu untuk baca buku"



Comments

Anonymous said…
Assalamu'alaikum wr wb,

iya bener,
saya juga demikian,
sudah beli buku banyak,
apalagi yang tebal atau berseri,
seperti: tafsir,hadist.
cuman beli doang...baca-nya
BELUM.
wassalam
wahyu s
@taufand said…
wah ternyata nggak cuma saya ya..
Anonymous said…
Ku pikir beli buku itu kayak investasi masa depan... yang diinvestasiin itu ilmu dan wawasannya. Memang kita nggak baca sekarang, tapi siapa tahu bertahun2 lagi ternyata bukan cuma kita yang baca... tapi anak, cucu sampe cicit.
Buku itu kan ada umur pasarnya... sekarang ada dipasaran, belum tentu 2-3 bulan lagi masih dijual. Jadi beli bukunya kupikir kebatas waktu, tapi bacanya kan bisa kapanpun kita mau kalo kita udah punya.

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang

Sejarah Kompas yang Hilang

Sulit rasanya saat ini mendapatkan media yang independent, dan tidak menjadi corong bagi satu pihak baik itu partai politik atau golongan agama tertentu. Ada media yang terang-terangan memang menjadi media untuk golongan agama tertentu. Mungkin bisa saya sebut disini adalah Majalah Sabili, yang secara gamblang menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan umat Islam. Tetapi ada juga media yang sebenarnya adalah corong dari kelompok tertentu di masyarakat tetapi tidak menunjukkannya secara gamblang kepada khalayak ramai. Hal tersebut bisa karena sebagai sebuah strategi agar apa yang disampaikan dapat diterima masyarakat. Sebab bisa saja masyarakat apriori terlebih dahulu jika sudah mengetahui bahwa media itu menjadi corong golongan tertentu. Kompas sebagai salah satu media yang menjadi tolok ukur media di Indonesia, ternyata cukup hati-hati dalam menempatkan diri di benak orang. Di booklet yang disebarluaskan pada saat Pameran Industri Pers Indonesia 2005 yang berlangsung di Assembly H