Skip to main content

Hidup Jadi Lebih Indah?

Saat masih sekolah dulu, sekitar tahun 80-an, sering saya lihat di siaran televisi terutama Dunia Dalam Berita, berita mengenai kemajuan Jepang dalam hal industrialisasi. Disebutkan bahwa meningkatnya peran mesin dan robot yang perlahan-lahan mulai menggantikan peran manusia.

Dan dulu saya berpikir, kalau begitu saat jamannya sudah semakin canggih, nanti peran manusia akan terpinggirkan dong. Lha, banyak hal sudah bisa dikerjakan oleh robot? Masang sekrup, ngelas, nyolder, ngepak, semua bisa dilakukan oleh mesin.

Paling tidak, dipikiran si pencipta robot, bahwa mesin yang diciptakan akan lebih memudahkan pekerjaan manusia. Kalau pekerjaan sudah ringan, berarti waktu kerja semakin pendek, produktifitas semakin tinggi, tingkat stress berkurang, waktu buat keluarga semakin banyak. Intinya, hidup jadi lebih indah. Mungkin begitu pikiran para pencipta mesin.

Benarkah demikian?

Pada tahun 1956, Richard Nixon mengatakan kepada orang Amerika untuk bersiap-siap menyambut empat hari kerja dalam “waktu yang tidak terlalu lama lagi”. Satu dekade kemudian, seorang anggota Senat Amerika dari sebuah partai kecil mengemukakan bahwa tahun 2000 nanti orang Amerika akan bekerja hanya empat belas jam per minggu. Bahkan. Pada 1980-an, ada yang meramalkan bahwa robot dan komputer akan memberikan manusia waktu luang lebih banyak sehinga membuat orang bingung tentang bagaimana caranya mengisi waktu santai yang berlimpah itu.

Dan ternyata?

Pada 1997, Amerika menggantikan posisi Jepang sebagai negara industri dengan jam kerja terpanjang!

Saya sendiri, di minggu lalu, total jam kerja yang saya lakoni sejak hari Senin hingga Sabtu adalah 78 jam! Normalnya, saya masuk dari Senin hingga Jum’at, dari jam 9 hingga jam 6. Tapi berhubung, deadline pekerjaan adalah ditengah bulan, ya akhirnya jam kerja yang seharusnya 45 jam dalam waktu seminggu, molor hingga 78 jam. Coba bayangkan, berarti pekerjaan dua minggu harus diselesaikan dalam waktu satu minggu!

Apakah pekerjaan saya tidak tersentuh tekhnologi? Justru pekerjaan saya semakin lama, semakin bergantung kepada tekhnologi, terutama tekhnologi informasi, ya komputer, internet. Dan saat semakin tergantung sama komputer dan teman-temannya inilah, pekerjaan terkadang malah semakin susah dan butuh lebih banyak waktu.

Salah satu yang sering jadi masalah, koneksi internet yang masih lambat (moga-moga bulan depan sudah oke…maklum kantor mau pake WAN). Atau minimnya pengetahuan tentang fungsi-fungsi di satu program komputer.

Contohnya, Microsoft Excel, saya yakin banyak orang memakai software ini. Dan saya yakin, banyak orang juga yang nggak ngerti betul fungsi-fungsi di Microsoft Excel itu tadi. Misal, fungsi Macro. Anda bisa? Saya yakin, orang jika tahu banyak tentang tools Macro ini, hidup pasti jadi lebih indah deh…

Atau fungsi Pivot Table. Saya, sebelum kerja di kantor yang sekarang ini, belum pernah sekalipun tahu tentang tools ini. Dan sekarang, 90% pekerjaan saya banyak tergantung sama fungsi Pivot Table ini. Saya membayangkan jika nggak ngerti fungsi Pivot ini. Waduh....

Sekedar informasi, pekerjaan saya sekarang adalah menganalisa pasar, yang tentunya saya harus punya database. Dan, karena saya lebih familiar dengan Excel, banyak kerjaan saya yang saya export jadi file di excel, entah itu .xls, atau csv, dbf. Saking banyaknya data, baris yang ada di Excel yang jumlahnya mencapai 66536, sering nggak cukup menampung database saya.

Lebih cepatkah pekerjaan saya? Hahaha, mimpi kali yee

Bagaimana mau cepat, walaupun sudah 10 tahun memakai Excel, tetap saja nggak bisa optimal sama tools yang ada. Dan seringkali, mengerti fungsi itu karena trial and error. Karena trial and error tadi, seringkali menyita waktu, jadi akhirnya ya lembuuurr.

Sebenarnya, semakin panjang jam kerja, seorang pekerja semakin tidak produktif. Menurut ILO, berdasarkan hitungan per jam, para pekerja di Belgia, Prancis, dan Norwegia lebih produktif daripada orang orang Amerika. Inggris menentukan jam kerja lebih lama dari kebanyakan negara Eropa dan memiliki tingkat produktifitas yang paling rendah menurut hitungan per jam. Perancis dengan gagasan les 35 heures (35 Jam Kerja per Minggu) berhasil meningkatkan Produk Domestik Bruto, dan jumlah pengangguran menurun meskipun di atas rata-rata tingkat penganguran Uni Eropa. Bekerja semakin sedikit seringkali berarti bekerja lebih baik.

Sebuah penelitian di Universitas Kyushu di Fukuoka, Jepang, pada 2002 mendapati bahwa orang yang bekerja enam puluh jam per minggu lebih mudah terkena serangan jantung dari pada yang bekerja empat puluh jam. Maka dengan demikian, resikonya menjadi tiga kali lipat bagi mereka yang tidurnya kurang dari lima jam per malam, dua kali dalam seminggu.

Waduh, sudah beresiko kena serangan jantung, belum lagi kalau stress. Dan saya baru ngeh minggu kemarin, saat seorang dari perusahaan asuransi yang dipakai oleh kantor, memberi presentasi kepada seluruh karyawan. Di dalam presentasinya dia bilang, bahwa penyakit kejiwaan, stress tidak ditanggung .... Ha???


Comments

Salam sejahtera,

Terima kasih Taufan untuk komentarmu yang menarik di blogku, Suporter Indonesia, beberapa waktu lalu. Gimana kabarnya di Jakarta ? Bersama ini saya ingin membalasnya, dengan usulan dan ajakan untukmu : kira-kira Anda tertarik engga pasang banner mesin iklan yang berpeluang menghasilkan uang untuk blogmu yang menarik ini ?

Kali ini tawarannya datang dari situs Virtual Vending (http://virtualvending.net)yang buatan Indonesia. Kalau ada waktu, silakan Anda segera mempelajari situs menarik tersebut. Lalu klik kiri atas pada info “Becoming V2 Partner.” Isilah formulir yang mudah itu dan masukan data blogmu dalam kelompok/kategori yang sesuai/relevan. Untuk isian refferer silakan isi : http://suporter.blogspot.com. Ini blogku tentang suporter dan sepakbola.

Melalui kotak mesin iklan V2 itu (silakan tonton dulu cara kerjanya di blogku Suporter Indonesia (http://suporter.blogspot.com) Anda kelak bisa promosi/menjual produk daerahmu atau bahkan keahlianmu ke seluruh dunia  :-) Apalagi kan gratis dalam memasang mesin iklan ini.

OK, sekian dulu. Semoga obrolan ini ada manfaatnya. Terima kasih.

Sampai obrolan mendatang.
Salam dari Wonogiri.


Bambang Haryanto

PS : Tawaran ini jangan melewati 30 Mei 2007. Sebaiknya Anda lebih cepat mendaftar karena lebih menguntungkan bagi Anda. Karena Anda sebagai refferer akan berpeluang memperoleh imbalan bayaran menarik dari V2.

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang