Skip to main content

Dilema Buka Bersama, Menyambung Silaturahmi dan Meninggalkan Kewajiban

Memasuki minggu kedua Bulan Ramadhan, salah satu aktivitas yang meningkat pesat adalah buka bersama. Entah itu bersama teman sekantor, rekan kuliah, sekolah baik SMA atau SMP. Bisa juga teman-tema
n komunitas.

Hari yang banyak dipilih biasanya hari Jum'at, karena sederhana saja, besoknya libur. Jadi tidak terbebani beban kerjaan esok harinya jika acara Buka Bersama molor sampai malam hari.

Yang beruntung ramainya Bukber ini ya restoran entah itu yang berada di dalam maupun di luar Mall. Karena kondisi Jakarta yang serba macet dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menjangkau satu tempat, biasanya dipilih di tengah, 

Masalahnya adalah, namanya buka bersama pasti dilaksanakan pada waktu Maghrib dong, otomatis ada kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan yakni Sholat Maghrib. Nah ini salah satu kendala setiap kali ikut bukber.

Minimnya tempat sholat yang ada di restoran. Kalaupun ada musholla di tempat tersebut biasanya tempatnya darurat bukan permanen, bisa berupa memakai salah satu ruang yang tak terpakai atau menumpang di salah satu ruangan.

Bukan terkadang lagi, sering bahkan yang ikut bukber melewatkan begitu saja Sholat Maghrib. Bisa jadi mereka malas karena tempat yang tidak representatif atau mungkin lupa karena asyik ngobrol. Tidak saja Maghrib, bahkan Sholat Isya atau taraweh pun akhirnya tertunda karena acara bukber ini.

Sebenarnya bukber sendiri salah satu manfaatnya menyambung tali silaturahmi, karena biasanya disinilah bisa ketemu teman yang sudah lama tidak bersua. Atau kalau bersama teman kantor, acaranya non formal, obrolan pun jadi seru karena situasinya santai, bersahabat.

Tapi perbuatan baik ini karena berujung melalaikan kewajiban malah berakibat buruk. Akhirnya bukber jadi sekedar acara makan-makan.

Bagaimana Sebaiknya? 
  • Carilah tempat buka bersama yang memiliki Tempat Sholat yang REPRESENTATIF. Jika di dalam mall, ada kok mall yang menyediakan tempat sholat yang sangat bagus, salah satu contohnya di Gandaria City dan Kota Kasablanka. Jika sudah masuk waktu maghrib, batalkan saja puasanya, terus dilanjut sholat maghrib berjamaah. Baru deh dimulai bukbernya. 
  • Atau pilihlah waktu sesudah Sholat Isya. Jadi pada waktu mghrib berbukalah dengan makanan yang ringan-ringan. Nah setelah Isya, baru deh makan besarnya. Sholat tarawehnya? Ya setelah pulang ke rumah masing-masing, hal itu diperbolehkan kok. Asal jangan ditinggal saja.
  • Jika point-point diatas tidak memungkinkan ya mau tidak mau, sebaiknya ditinggal saja. Alias tidak usah ikut buka puasa bersama. Simple kok. Toh untuk banyak jalan  menuju roma, banyak  cara buat buka bersama.
 

Comments

Popular posts from this blog

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang