Kenapa saya bilang membeli pepesan kosong? Sejujurnya kalo kita telaah lebih dalam, jika sebuah klub sepak bola Indonesia dijual, sebenarnya apa sih yang dia jual? Mari kita lihat satu persatu.
Stadion
Adakah kesebelasan kita yang punya stadion? Karena kebanyakan bahkan hampir semua stadion di Indonesia adalah milik pemerintah daerah. Tidak ada yang milik swasta. Dan celakanya tim-tim di Indonesia menggunakannya sistem sewa jangka pendek. Bahkan mungkin jangka sangat pendek. Bisa sewa per pertandingan, sedangkan pada waktu latihan menggunakan lapangan lain yang lebih murah. Jadi tidak ada stadion di Indonesia yang menjadi aset kesebelasan di Indonesia
Pemain
Mayoritas pemain di Indonesia dikontrak jangka pendek, yakni satu tahun. Kenapa? Karena tim di Indonesia hampir semuanya mengandalkan pembiayaan dari APBD yang berdurasi satu tahunan. Jadi anggaran ada setahun sekali. Maka tidak ada tim yang berani mengontrak pemain lebih dari setahun, karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa tahun berikutnya akan mendapatkan anggaran sebesar yang diterima sekarang. Jadi, jika klub itu dijual, si pembeli akan membeli pemain yang mana??
Brand
Kebanyakan kesebelasan di Indonesia namanya menggunakan awalan Per, yang berasal dari kata Persatuan. Karena jaman penjajahan dulu, sepak bola menjadi alat perjuangan melawan penjajah. Jadi menggunakan kata Per(satuan). Dan ternyata hal ini terbawa sampai sekarang. Yang menjadikan kemiripan antara kesebelasan yang satu dengan yang lain. Ambil contoh Persiba, di Indonesia ada 2 Persiba, yang satu untuk Balikpapan, yang satu lagi untuk Bantul. Hampir tidak ada nama kesebelasan di Indonesia yang menarik. Dan sejujurnya sulit untuk menarik minat pembeli klub.
Penonton
Nah ini faktor yang sangat krusial. Seberapa besar penonton kesebelasan tersebut? Dari segmen mana penonton tim tersebut? Bagaimana citra penonton tim tersebut? Seberapa tinggi daya belinya? Jika kebanyakan yang datang ke stadion adalah remaja dari kelas menengah kebawah, bagaimana investor mau menanamkan uangnya di klub tersebut? Kenapa saya bilang begitu, remaja dari kelas menengah ke bawah daya belinya pas pasan, bahkan hampir NOL, jangankan beli merchandise, beli tiket saja minta diskon. Itu masih mending minta diskon, bagaimana kalau mereka berupaya dengan segala hal untuk bisa nonton gratis? Belum lagi masalah tawuran. Lain ceritanya kalau penontonnya mayoritas adalah orang yang mau spend uang untuk tiket, merchandise dll, hal ini akan lebih mudah digarap oleh pengelola klub tadi.
Jadi, masih ingin membeli klub bola Indonesia?
Stadion
Adakah kesebelasan kita yang punya stadion? Karena kebanyakan bahkan hampir semua stadion di Indonesia adalah milik pemerintah daerah. Tidak ada yang milik swasta. Dan celakanya tim-tim di Indonesia menggunakannya sistem sewa jangka pendek. Bahkan mungkin jangka sangat pendek. Bisa sewa per pertandingan, sedangkan pada waktu latihan menggunakan lapangan lain yang lebih murah. Jadi tidak ada stadion di Indonesia yang menjadi aset kesebelasan di Indonesia
Pemain
Mayoritas pemain di Indonesia dikontrak jangka pendek, yakni satu tahun. Kenapa? Karena tim di Indonesia hampir semuanya mengandalkan pembiayaan dari APBD yang berdurasi satu tahunan. Jadi anggaran ada setahun sekali. Maka tidak ada tim yang berani mengontrak pemain lebih dari setahun, karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa tahun berikutnya akan mendapatkan anggaran sebesar yang diterima sekarang. Jadi, jika klub itu dijual, si pembeli akan membeli pemain yang mana??
Brand
Kebanyakan kesebelasan di Indonesia namanya menggunakan awalan Per, yang berasal dari kata Persatuan. Karena jaman penjajahan dulu, sepak bola menjadi alat perjuangan melawan penjajah. Jadi menggunakan kata Per(satuan). Dan ternyata hal ini terbawa sampai sekarang. Yang menjadikan kemiripan antara kesebelasan yang satu dengan yang lain. Ambil contoh Persiba, di Indonesia ada 2 Persiba, yang satu untuk Balikpapan, yang satu lagi untuk Bantul. Hampir tidak ada nama kesebelasan di Indonesia yang menarik. Dan sejujurnya sulit untuk menarik minat pembeli klub.
Penonton
Nah ini faktor yang sangat krusial. Seberapa besar penonton kesebelasan tersebut? Dari segmen mana penonton tim tersebut? Bagaimana citra penonton tim tersebut? Seberapa tinggi daya belinya? Jika kebanyakan yang datang ke stadion adalah remaja dari kelas menengah kebawah, bagaimana investor mau menanamkan uangnya di klub tersebut? Kenapa saya bilang begitu, remaja dari kelas menengah ke bawah daya belinya pas pasan, bahkan hampir NOL, jangankan beli merchandise, beli tiket saja minta diskon. Itu masih mending minta diskon, bagaimana kalau mereka berupaya dengan segala hal untuk bisa nonton gratis? Belum lagi masalah tawuran. Lain ceritanya kalau penontonnya mayoritas adalah orang yang mau spend uang untuk tiket, merchandise dll, hal ini akan lebih mudah digarap oleh pengelola klub tadi.
Jadi, masih ingin membeli klub bola Indonesia?
Comments