Tahun Baru? Resolusi? Target?
Saya sudah lupa, sejak kapan tidak merayakan tahun baru. Buat saya sih, tahun baru adalah ganti kalender, harinya tetep sama saja. Pagi ya ada matahari terbit, kalau malam mulai ngumpet. Terkadang ditemenin rintik hujan.
Apalagi yang namanya resolusi. Sejujurnya saya awalnya nggak ngerti apa itu resolusi. Baru dengar paling sekitar 1-2 tahun terakhir ini. Padahal saya menghirup udara dunia sejak 34 tahun lalu. Telmi banget saya ya...
Yang sedikit membedakan adalah diakhir tahun saya mulai menghitung berapa cuti saya yang tersisa, dan berapa kenaikan gaji tahun beriktunya.
Sistem cuti yang dianut sekarang, adalah cuti tahun ini jika tidak diambil, masih boleh diambil satu tahun berikutnya. Terus setiap tahun jumlah cuti bertambah sesuai dengan masa kerja.
Tapi ntar dulu, jumlah hari cuti boleh banyak, pertanyaaanya emang bisa diambil seenaknya?
Tau sendiri kan yang namanya budak kapitalis. Jumlah hari cuti cuma sebagai obat penenang yang belum tentu bisa diminum, tapi sudah cukup puas kalau punya.
Rencana cuti panjang tahun ini pun sudah saya susun. Approval dari bos? Dikasih!
Yang jadi ganjalan justru akar dari kenapa kita bekerja. Ya itu, PEKERJAAN. Ada saja pekerjaan yang tetap nyangkut dikepala. Ujung-ujungnya adalah CUTI TAPI TIDAK CUTI.
Cuti tetapi Pikiran ada di pekerjaan
Cuti tetapi Harus datang ke kantor
Keluarlah basa-basi dedikasi, loyalitas, komitmen.
Produktivitas Karyawan tidak ubahnya Eksploitasi!
Akhirnya Jalan Keseimbangan cuma impian bagi budak kapitalis.
Saya sudah lupa, sejak kapan tidak merayakan tahun baru. Buat saya sih, tahun baru adalah ganti kalender, harinya tetep sama saja. Pagi ya ada matahari terbit, kalau malam mulai ngumpet. Terkadang ditemenin rintik hujan.
Apalagi yang namanya resolusi. Sejujurnya saya awalnya nggak ngerti apa itu resolusi. Baru dengar paling sekitar 1-2 tahun terakhir ini. Padahal saya menghirup udara dunia sejak 34 tahun lalu. Telmi banget saya ya...
Yang sedikit membedakan adalah diakhir tahun saya mulai menghitung berapa cuti saya yang tersisa, dan berapa kenaikan gaji tahun beriktunya.
Sistem cuti yang dianut sekarang, adalah cuti tahun ini jika tidak diambil, masih boleh diambil satu tahun berikutnya. Terus setiap tahun jumlah cuti bertambah sesuai dengan masa kerja.
Tapi ntar dulu, jumlah hari cuti boleh banyak, pertanyaaanya emang bisa diambil seenaknya?
Tau sendiri kan yang namanya budak kapitalis. Jumlah hari cuti cuma sebagai obat penenang yang belum tentu bisa diminum, tapi sudah cukup puas kalau punya.
Rencana cuti panjang tahun ini pun sudah saya susun. Approval dari bos? Dikasih!
Yang jadi ganjalan justru akar dari kenapa kita bekerja. Ya itu, PEKERJAAN. Ada saja pekerjaan yang tetap nyangkut dikepala. Ujung-ujungnya adalah CUTI TAPI TIDAK CUTI.
Cuti tetapi Pikiran ada di pekerjaan
Cuti tetapi Harus datang ke kantor
Keluarlah basa-basi dedikasi, loyalitas, komitmen.
Produktivitas Karyawan tidak ubahnya Eksploitasi!
Akhirnya Jalan Keseimbangan cuma impian bagi budak kapitalis.
Comments