Skip to main content

The Other Side of Me

Memoar dari seorang penulis yang pada tahun 1997, oleh Guinness Book of World Records dinobatkan sebagai Most Translated Author in the World – Penulis yang Karya-karyanya Paling Banyak Diterjemahkan di Dunia. Novel-novel Sidney Sheldon terjual lebih dari 300 juta eksemplar di 108 negara, dan diterjemahkan ke 51 bahasa. Sungguh suatu pencapaian yang dahsyat.

Kesuksesan Sidney Sheldon, yang bernama asli Sidney Schechtel, sebagai seorang penulis seperti layaknya orang sukses lain di seluruh dunia, diawali dengan berbagai macam kepahitan hidup. Terlahir di keluarga miskin yang sering berpindah-pindah kota, karena tuntutan pekerjaan sang ayah sebagai Salesman yang sering pindah-pindah kota dan perusahaan.

Selain itu juga, penolakan-penolakan atas karya Sidney di awal karir. Berbagai macam pekerjaan telah dilalui oleh Sidney, baik itu sebagai karyawan hotel, penulis lagu, pilot Angkatan Udara, dan lain-lain.

Dan cerita tentang kisah hidup Sidney di awal karir itulah yang begitu mendominasi buku ini. Cerita tentang keluarga, yang akhirnya berpisahnya kedua orang tua Sidney yakni Otto dan Nathalie, dan perjuangan Sidney menembus Hollywood dan Wajib Militer, mendapat tempat yang cukup banyak di buku ini. Paling tidak hingga ¾ buku ini.

Sedangkan kesuksesan Sidney di dunia penulisan novel, justru hanya sedikit mendapat tempat yakni di bagian akhir buku ini.

Hal ini berbeda dengan On Writing yang ditulis oleh Stephen King, yang penuh dengan pengalamannya sebagai penulis novel, dan tidak lupa dengan tips-tips penulisan. Hal inilah yang tidak saya temukan di The Other Side of Me. Padahal Sidney sendiri mengakui bahwa proses menulis inilah yang paling dia nikmati, salah satunya saat berkelana keliling dunia melakukan riset untuk novel-novelnya.

Comments

Popular posts from this blog

Masalah Parkir di Supermal Karawaci

Jika anda akan parkir, khususnya sepeda motor, di areal Supermal Karawaci saya sarankan untuk lebih teliti. Mengapa? Saya mengalamai hal ini sudah dua kali. Jadi kira-kira begini, pada saat kita mau keluar dari area parkir, kita diharuskan menunjukkan STNK dan menyerahkah karcis parkir kepada petugas. Prosedur standarnya adalah petugas itu akan memasukkan No Pol Kendaraan ke Mesin (semacam cash register), dan disitu akan tertera berapa jumlah yang harus kita bayar. Nah, prosedur inilah yang saya lihat tidak dilaksanakan oleh petugas parkir di Supermal Karawaci . Saat saya menyerahkan karcis parkir, dan dia melihat Jam saya mulai parkir, dia langsung menyebutkan sejumlah tertentu (tanpa memasukkannya ke mesin),yakni Rp. 3.000. Saya curiga, segera saya minta untuk dimasukkan datanya dulu ke mesin. Dan setelah dimasukkan. Apa yang terjadi? Jumlah yang harus saya bayar cuma Rp. 2.500. Dan ini saya alamai DUA KALI!. Dan seorang tetangga pun pernah mengalami hal yang sama. Coba bayangkan ji

Larangan Sepeda Motor Lewat Jalan Protokol; Mempersulit Hidup Orang Pas-Pas an

Kata orang kalau kita berada di tengah, cenderungnya aman. Nggak terlalu ekstrem, entah di ke atas atau ke bawah. Tapi, hal itu tidak berlaku buat orang yang pas-pasan hidup di Jakarta. Orang-orang kelas menengah bawah di Jakarta, tahun-tahun terakhir ini semakin menyadari bahwa naik sepeda motor adalah jawaban yang pas atas kemacetan yang terjadi tak kenal waktu di Jakarta. Nggak perduli orang tinggal di tengah Jakarta atau pinggiran Jakarta, mulai beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi utama. Ngirit baik waktu maupun biaya. Eh, ternyata kegembiraan ini tidak menyenangkan buat seorang yang Keras Kepala. Dia akan melarang sepeda motor melewati jalan Sudirman dan Thamrin. Dengan alasan membikin macet dan semrawut. Saya nggak tahu, dia itu mbodhoni atau memang benar-benar bodho. Satu sepeda motor dengan satu atau dua orang penumpang, hanya akan memakan jalan sekitar 1.5 meter an. Nah, sekarang bandingkan dengan satu orang yang naik mobil, sudah makan berapa meter tuh???? Jika

Karawaci Loop, Track Gowes Adem di Tangerang

Salah satu tempat recommended buat bersepeda di daerah Tangerang adalah KARAWACI LOOP. Ada yang menyebutnya LIPPO LOOP, karena lokasinya memang di Komplek Perumahan Lippo Karawaci Tangerang. Tapi ada yang menyebutnya LOLLIPOP, bahkan ada Komunitas Goweser di kawasan itu menggunakan istilah ini. Entah kenapa penyebutannya mirip nama permen. Mungkin biar terkesan unik, dan enak diucapkan. KARAWACI LOOP sendiri sebenarnya jalan Komplek Perumahan Lippo Karawaci, jalan menuju kesana dari arah pintu tol menuju Mall Karawaci, sebelum sampai di Mall, ada bundaran di depan Menara Matahari dan Benton Junction. Nah dari bundaran tersebut jika mau ke mall arahnya ke kanan, kalau ke KARAWACI LOOP dari bundaran lurus saja. Bisa dilihat di gambar peta dibawah ini. Kenapa tempat ini recommended untuk goweser?  SATU, karena jalan boulevard komplek, otomatis sepi tidak seramai jalanan umum. Ada dua jalur setiap jalannya. Jadi ada 4 jalur di kedua arahnya. Bahkan sebenarnya ada jalur khusus pesepeda yang