Sebuah terobosan, bahkan bisa dibilang Revolusi, dibidang transportasi yakni Go-Jek. Aplikasi yang memungkinkan kita memesan Ojek lewat aplikasi yang berbasiskan Android dan IOS ini.
Siapa Go-Jek?
Digagas alumni Harvard University, Nadiem Makarim dengan merangkul siapa saja untuk menjadi Tukang Ojek Panggilan.
Digagas alumni Harvard University, Nadiem Makarim dengan merangkul siapa saja untuk menjadi Tukang Ojek Panggilan.
Ya ..siapa saja, tidak hanya tukang ojek konvensional yang terbiasa nunggu di pangkalan ojek, tapi juga karyawan, mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga jika mau.Go-jek sebenarnya sudah ada beberapa tahun lalu tapi baru booming tahun ini sejak kemunculan aplikasinya di Google Playstore.
Kehebohan Go-Jek semakin bertambah sejak ada penolakan dari Tukang Ojek Pangkalan yang merasa rejekinya di rampas oleh Go-Jek ini. Karena penumpang yang terbiasa jadi langganannya ternyata memesan ojek lewat Go-Jek. Tak urung muncul gesekan antara Tukang Ojek Pangkalan dan rider Go-Jek
Benarkah Go-Jek Murah?
Tarif normal Go-Jek adalah minimal 25ribu rupiah. Saat ini ada promo tarifnya flat 10ribu. Kalo tarif promonya memang murah apalagi kalo jarak tempuhnya jauh. Murah disini jika dibandingkan tarif Tukang Ojek Pangkalan.
Nah, kalau tarif normalnya sudah berlaku yakni 25 ribu, sebenarnya cukup mahal. Karena harga segitu jika kita menggunakan Tukang Ojek Pangkalan jaraknya sudah cukup jauh.
Dan daripada naik Go-Jek dengan harga Go-Jek normal ya mending naik taxi. Apalagi jika jaraknya tidak terlalu jauh. Karena 25 ribu dengan taxi, jaraknya sudah lumayan. Belum lagi kalo mau pake Uber yang lebih murah daripada Taxi reguler.
Pukulan Telak buat Tukang Ojek Pangkalan.
Sudah bukan rahasia lagi, yang paling tidaj disukai dari Tukang Ojek Pangkalan adalah tarif seenaknya alias "mukul". Apalagi jika jam-jam sibuk dan macet dimana-mana tarif bakal melonjak tinggi. Dan seringkali konsumen tidak kuasa menolak harga tinggi itu. Take it or leave it.
Dan tidak dipungkiri, banyak Tukang Ojek Pangkalan yang berbuat seperti sopir angkot yang sedang kejar setoran, yang akhirnya ugal-ugalan di jalan, melanggar aturan lalu lintas, seperti ngebut, melawan arus, demi bisa kembali ke pangkalan untuk mencari "sewa" berikutnya.
Tak ayal salah satu penyumbang kelakuan pengendara motor yang seenaknya sendiri di jalan raya yakni ya Tukang Ojek Pangkalan ini.
Itulah beberapa faktor kenapa masyarakat mencoba memilih Tukang Ojek yang lebih teratur, teredukasi, dan dari sisi harga juga transparan, dan cenderung aman.
Comments