Kota Banjir
Semua orang sudah maklum, Semarang itu identik dengan banjir. Jangankan hujan deras, nggak hujan saja Semarang setiap sore banjir. Sebutan itu akan semakin kuat, terlebih buat orang luar Semarang. Bagaimana tidak, bagitu turun dari Kereta Api di Stasiun Tawang sudah disambut dengan banjir. Sebenarnya kota banjir itu lebih pas buat Jakarta, bagaimana tidak klop, wong setiap lima tahun Jakarta dilanda banjir besar.
Banjir besar yang pernah terjadi di Semarang, tercatat di tahun 1832, dimana hujan turun sampai berhari-hari yang mengakibatkan banjir selama beberapa minggu. Kemudian di tahun 1991, Kali Banjir Kanal barat meluap sehingga daerah disekitarnya disapu banjir bandang yang begitu dahsyat. Saya masih ingat, ada seorang teman yang tinggal di daerah Puspanjolo berhasil selamat dari banjir bandang ini dengan berpegangan pada sebatang pohon. Sedangkan badannya diterpa arus air yang sangat kuat. Dan tak terhitung pula, berapa ratus rumah didaerah Sampangan dan sekitarnya tenggelam oleh tingginya banjir yang bisa mencapai 2 meter.
Kota yang mempunyai Stasiun Kereta Api pertama di Indonesia
Pertama kali membaca artikel tentang ini, saya tidak percaya. Masak sih? Yang ada dipikiran saya stasiun itu mungkin Stasiun Tawang atau Poncol. Ternyata stasiun itu adalah Stasiun Tambaksari. Diresmikan pertama kali 16 Juni 1864. Terletak di Kelurahan Kemijen, tepatnya diujung jalan Ronggowarsito. Orang mengenalnya sebagai Stasiun Kemijen. Sekarang Stasiun itu bernama Stasiun Semarang Gudang.
Kota Lumpia
Karena itu loenpia.net ada. Saya nggak begitu jelas kok bisa Semarang identik dengan Lumpia. Padahal kalau ditelusuri di Semarang itu banyak sekali makanan-makanan khas. Mulai dari kelas konglomerat hingga kelas rakyat. Soto Bangkong yang semangkoknya sudah mahaaaal sekali, terus ada bandeng duri lunak. Pernah dengar Rondo Royal (tape goreng)? Atau Loro Gudik alias Rasikan? Dan yang paling nggak bisa dilupakan para mahasiswa baru, Ganjeril (Ganjel Rel) – makanan yang terbuat dari trigu/gaplek. Karena bentuknya mirip kayu buat bantalan rel kereta api makanya dikenal sebagai Ganjeril.
Atau Mento = Nogosari isi daging, Bolang-Baling (roti dari terigu), Kue Mangkok – roti dari Tepung Beras, Cemplung – Sup bola-bola tahu, Bir Semarang – minuman dari aneka rempah-rempah, Wedang Tahu, Tahu Pong …..
Sumber:
- Semarang Tempo Doeloe: Meretas Masa, Agustus 2005, Penerbit Terang Publising.
- Kota Semarang Dalam Kenangan, Jongkie Tio
Comments