Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2006

P E T E

Tempo hari, saya kedatangan tamu dari Hongkong. Cukup menarik juga ternyata berinteraksi dengan orang luar. Saya sendiri cukup kaget. Ada beberapa hal yang bikin saya kaget. Salah satunya yakni PETE ! Ceritanya begini. Suatu saat, pas kita lagi di HERO Pondok Indah, tiba-tiba dia nyelonong ke bagian sayuran. Selidik punya selidik ternyata dia nyari Pete. Saya tanya dia, emang suka pete? Katanya, lho emang kamu nggak tau kalau ibu saya itu Indonesian Chinese. Dulu pernah tinggal disini sampai SMA, terus karena diharuskan sama Presiden Soekarno untuk milih jadi WNI atau pulang ke Cina, ibunya milih pulang. Disana, yang mau kuliah digratrisin. Dan disana pula Ibunya yang Cina Indonesia ketemu sama Bapaknya yang berasal dari Cina Thailand. Makanya saya suka pete!. Saya juga suka emping, krupuk, gado-gado. Nah, yg bikin kaget lagi, yang dia cari itu bukan Pete yang sudah dikupas. Tapi yang sama kulitnya. Walaah... bener-bener nih orang. Jauh-jauh ke sini, cuma pengen bawa Pete. Dan yang pal

Mental Sickness

Salah seorang rekan kerja, dia berasal dari Jepang, beberapa bulan ini tepatnya sudah 6 bulan dia dirawat di rumah sakit. Dan saya sebenarnya nggak tahu apa yang dia derita. Tapi dari cerita yang saya dengar, dia mengalami semacam gangguan jiwa. Hah? Gangguan jiwa? Saya nggak tahu pasti berapa umurnya dia sekarang. Tapi saya yakin lebih dari 50 tahun. 10-20 tahun yang lalu dia bertugas untuk membuka kantor cabang perusahaan tempat saya bekerja sekarang ini. Dia membuka kantor Indonesia, Malaysia, Singapura, dll. Selain itu dia juga harus melakukan presentasi ke klien. Dan itu dia lakukan setiap bulan. Dalam satu bulan bisa beberapa kali presentasi. Seperti layaknya sebuah presentasi, hal yang paling penting adalah persiapannya. Di saat itu lah si Jepang ini, sering mengalami kekhawatiran yang amat sangat. Khawatir kalau ini, itu, dsb. Coba bayangkan, hal itu berlangsung berulang setiap bulan dan puluhan tahun. Sampai akhirnya mungkin karena sudah terlampau parah, dia harus dirawat d

Strategi Bertahan ala Playboy Indonesia

Siapa orang paling nekat di Indonesia? Suporter Bonek dari Surabaya? Yang jelas bukan siapa-siapa. Namanya mencuat paling baru beberapa bulan ini. Dan pasti bukan bagian dari Bonek tadi. Tapi dia lebih nekat dari pada Bonek. Dia adalah Erwin Arnada. Salah satu tokoh dibalik terbitnya Playboy Indonesia. Apa dia nggak kapok ya, dipanggil dan diinterogasi berjam-jam sama Polri terus kantornya dirusak oleh masa yang tidak setuju Playboy Indonesia terbit. Memang Playboy Indonesia sempat urung terbit untuk edisi bulan Mei 2006 kemarin, karena tekanan dari berbagai pihak yang tidak setuju. Tapi, tiba-tiba di tanggal keramat ini [6-06-2006] ada berita bahwa Playboy edisi Juni siap edar! Saya mikir, gila nih orang! Benar-benar Bonek!. Punya nyawa cadangan kali ya.. Tapi kalau dipikir-pikir, masak sih nggak ada pertimbangan matang sampai dia berani menerbitkan kembali? Apa sih strateginya? Dari berita yang beredar, sepertinya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pindah Kantor Sejak kantor

Hamil

Barusan dapat info dari teman sekantor, bahwa istrinya sudah hamil. Alhamdulillah. Akhirnya mereka berdua [dia dan istri] dititipin juga sama Allah. Diantara rekan-rekan kantor, dia memang yang paling telat punya anak. Nikahnya selisih dua bulan sama saya, tapi sudah dua tahun lebih belum menunjukkan tanda-tanda mau hamil. Kalau sudah begitu biasanya sudah mulai berpikir macam-macam deh. Yah, paling nggak periksa ke dokter lah. Tapi buat periksa ke dokter pun saya yakin butuh keberanian tersendiri. Emang dah siap denger vonis dokter kalau kita nggak bisa punya anak? Saya nggak tau, teman saya tadi sempat ke dokter apa nggak. Yang jelas sekarang istrinya sudah hamil, titik. Sebenarnya kalau dipikir, Allah itu Maha Tau kok. Kapan Dia mau menitipkan ke kita, kapan mau mengambil titipan, semua sudah ada jadwalnya. Saya dan rekan saya tadi sempat diskusi kecil mengenai masalah ini. Kebetulan kami berdua sama-sama baru saja membentuk keluarga, dan sama-sama ambil KPR. Tau sendiri dong kalau

Lokasi VS Konsep

Di dunia bisnis, terutama retail, seringkali kita mendengar bahwa kunci keberhasilan suatu usaha adalah pemilihan lokasi yang tepat. Faktor berikutnya adalah lokasi, yang ketiga? Lokasi juga. Tapi benarkah demikian? Sungguh suatu pertanyaan yang menarik, benarkah hanya lokasi yang menentukan keberhasilan suatu usaha [terutama usaha retail]? Sudah banyak contoh memang untuk menunjukkan bahwa lokasi yang tepat, merupakan faktor penunjang dari keberhasilan suatu usaha. Contoh yang paling gampang adalah rumah makan Padang yang seringkali berada di daerah persimpangan. Karena disitulah banyak orang belalu lalang. Nah, sekarang jika ada toko retail yang berada di lokasi bagus tetapi secara konsep biasa-biasa saja, apakah akan berhasil? Mungkin jika disurvey, hasilnya akan lebih banyak ya dari pada tidak. Terus apabila ada toko retail yang berada di lokasi kurang bagus, tetapi secara konsep sangat bagus akankah berhasil? Mungkin jawabannya lebih beragam. Karena memang belum banyak contoh untu