Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2006

Anggun yang tak anggun lagi

Anggun muncul lagi. Kamis malam kemarin, bagi yang melihat Kick Andy, pasti melihat penampilan Anggun. Sosok perempuan berdarah Jawa bahkan kalau tidak salah masih keturunan dari Keraton, dan sekarang menjadi perempuan kosmopolitan [kalau boleh dibilang seperti itu]. Melihat Anggun sekarang, tiba-tiba teringat beberapa tahun lalu, saat muncul dengan topi baretnya disertai lengkingan suara yang teramat tinggi. Mungkin karena masih tergolong anak-anak pd masa itu, jadi suaranya bisa mencapai nada yang cukup tinggi. Yang juga tak terlupakan adalah -- saya nggak tahu nyebutnya apa ya--entah jerawat atau semacam codet di pipinya. Dulu sering ditutupi dengan rambutnya yang lumayan panjang. Saya sendiri dulu cukup ngefans sama dia. Maklum mungkin karena pada saat dia ngetop, umurnya hampir sama. Dan pada saat itu lagi suka-suka nya sama musik rock. Dan memang lagu-lagunya cukup enak didengar. Jadi ya klop lah. Tapi setelah itu dia menghilang. Dan muncul lagi, sebagai warga negara Perancis, de

PSSI U-23, The Next Pelita

Sepertinya PSSI tidak pernah berhenti membuat kontroversi. Lebih mending kalau kehebohan itu adalah sesuatu yang baik, misalnya lolos ke putaran final Piala Dunia gitu. Atau juara di Piala Asia. Lha ini malah, kontroversinya malah mengulang hal yang telah gagal di masa yang lalu Kontroversi itu adalah PSSI akan menghukum pemain yang tidak mau mengikuti pelatnas jangka panjang PSSI U-23 yang akan diadakan di Belanda. Beberapa pemain itu antara lain Boaz Salosa, Maman Abdulrachman, Hamka Hamzah. Usia mereka sebenarnya sudah lebih dari 23 tahun. Tetapi karena ada kuota lima orang, maka mereka ikut dipanggil. Mereka menolak umumnya karena kompetisi reguler belum selesai, dan mereka adalah pilar masing-masing tim. Jadi bisa dibayangkan, saat kompetisi masuk masa kritis, pilar pemain kok malah dipanggil dan tidak diperbolehkan masuk kembali ke tim semula. Dengan alasan pelatnas jangka panjang yang diadakan di Belanda. Dan juga supaya pemain terjaga kondisinya. Dan pemain yang dipanggil, tim

Seeing is Believing

Seeing is Believing . Kata-kata itu muncul seketika, saat selesai mengikuti Workshop yang diadakan hari Jum'at-Sabtu tanggal 19-20 Mei 2006 yang bertema "Converting Customer Service in Sales" From Cost Center to Profit Driver. Kenapa saya mengatakan demikian? Sebenarnya ini bukan pertama kali ikut seminar atau workshopnya Hermawan Kartajaya (HK) yang saya ikuti. Pertama kali ikut kira-kira lebih dari 10 tahun yang lalu. Saat itu saya masih mahasiswa. Dan kebetulan seminar itu gratis. Jadi pas sekali dengan kantong mahasiswa. Cukup berbobot dan menghibur kala itu. Jarang sekali seminar gratis, tapi isinya berbobot sekaligus menghibur. Karena memang sang icon marketing itu membawakannya dengan gaya entertainer sejati. Padahal content yang dibawakan biasanya cukup membuat kepala jadi puyeng. Dan sekarang, saya dapat kesempatan untuk ikut lagi. Sebenarnya dibandingkan 10 tahun yang lalu, ilmu yang disampaikan tidak lah jauh berbeda. Gaya yang disampaikan juga sama. Cuma ya

33

33. Terdiri dari dua angka yang sama yakni angka tiga (3). Angka 33 ini salah satu angka yang istimewa.Kenapa istimewa? Ya, karena kembar itu tadi. Coba urutkan angka 1 sampai dengan seratus, kan cuma ada 10 angka kembar. Istimewa juga, karena dikeluarga saya, kami 5 bersaudara. Dan angka 3 berarti anak tengah dong. Anak yang ketiga itu kebetulan adalah saya! :) Dan kebetulan juga, hari ini saya berumur 33. Tidak terasa juga sudah berumur kepala tiga. Rasanya baru kemarin saya masih memakai celana SD dengan warna merahnya ditambah atasan putih. Saya jadi inget masa kecil saat SD. Pada masa itu, saya pernah membayangkan betapa susah jadi orang yang sudah gedhe. Yang saya pikirkan bukan orang yang berumur 30. Pikiran itu timbul saat melihat kakak-kakak kelas saya yang sudah SMP, SMA. Kok rasanya bakalan susah aja ya, jadi orang yang sudah gedhe. Bukan apa-apa sih. Masa itu saya benar-benar jadi orang yang kesulitan menangkap pelajaran di sekolah. Apalagi kalau sudah matematika, waduh pus

Wanita Karir (3)

Lanjutan Wanita Karir (2) ASI Berdasarkan pengalaman, seorang wanita karir akan memberikan ASI, hanya selama dia cuti hamil. Cuti hamil umumnya adalah 3 bulan bahkan ada yang cuma 2 bulan. Dan biasanya diambil dibelakang, dalam arti cuti diambil begitu dia melahirkan. Ada juga 1.5 bulan diambil sebelum hamil dan sisanya diambil setelah melahirkan. Setelah kembali bekerja, sangat jarang seorang ibu akan tetap konsisten untuk tetap memberikan ASI nya, meskipun sekarang sudah umum untuk memeras susunya dan disimpan di botol. Tapi biasanya hanya bertahan dibulan-bulan awal. Bisa dibayangkan, saat anda bekerja, tiba-tiba payudara anda merasa penuh. Padahal anda sedang rapat dengan klien. Mau minta tolong klien untuk memerasnya? Mau dong jadi kliennya ... :) Yang paling bergembira ya, produsen susu formula. Dengan pemberian ASI yang hanya 1-3 bulan, dan selebihnya sang bayi menjadi konsumen yang paling diincar produsen susu formula. Entah itu dengan DHA, atau vitamin ini, itu. Dan ini berar

Wanita Karir (2)

Lanjutan Wanita karir … Istri Wanita karir jelas tidak bisa melepaskan peran sebagai istri (hal ini tidak berlaku bagi yang belum maupun tidak menikah). Peran sebagai istri ini jelas sangat vital. Sehebat apapun seorang lelaki atau suami, yang begitu dibutuhkan saat tiba dirumah adalah kasih sayang seorang istri. Bentuk kasih sayang itu bisa berupa makanan yang telah tersedia saat suami telah tiba dirumah, wajah yang ceria dan badan yang bersih, pendengar yang baik saat suami berkeluh kesah atau berbagi keceriaan. Atau seorang konsultan yang baik saat suami membutuhkan pertimbangan. Segarang apapun seorang suami di luar rumah, dia seakan menjadi seorang anak-anak yang membutuhkan kasih sayang. Bahkan ibu-ibu yang mempunyai seorang anak, saat ditanya, “Berapa putranya jeng?” “ Ada dua” “Dua?” “Iya dua. Yang satu lagi kan bayi tua alias bapaknya” Sekarang coba anda bayangkan, jika anda seorang wanita karir yang sibuk, dan tiba di rumah paling cepat jam tujuh malam. Apa yang anda bawa pul

Wanita Karir

Mungkin ini hal klasik. Dimana sebenarnya posisi wanita? Haruskah tetap di rumah, dan berkarya untuk keluarga? Atau berkarir di luar rumah? Boleh jadi setiap orang akan berbeda pendapat mengenai hal ini. Dan kalaupun sudah mempunyai pendapat, belum tentu dapat mengaplikasikan pendapatnya itu sebagai sebuah keputusan yang harus dilaksanakan. Saya sedang mencoba mengumpulkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah wanita karir ini. Keuangan Paling tidak untuk hal yang satu ini, wanita jadi lebih mandiri. Jika dia belum menikah, di satu sisi akan membuat percaya diri nya semakin tinggi, tapi bisa berakibat lelaki jadi lebih berhati-hati bahkan mungkin takut untuk melakukan pendekatan. Untuk yang sudah menikah, jelas akan membantu pendapatan keluarga. Tetapi perlu dipikirkan juga efek samping untuk hal keuangan ini. Dengan bekerja di luar rumah, berarti akan mengeluarkan uang transport yang secara rutin harus anda keluarkan setiap hari. Sedangkan kalau anda dirumah, pengeluarannya ti

Karyawan atau Pengusaha?

Saya ingat saat masih kecil dulu, waktu ditanya cita-citamu apa nak, jawaban yang keluar kalau tidak jadi insinyur, ya jadi dokter atau pilot. Susah rasanya mendengar jawaban misal jadi karyawan, atau jadi pengusaha. Tidak tahu kenapa. Padahal kalau dipikir-pikir, cita-cita kok jadi insinyur. Lha kalau setelah jadi insinyur terus mau ngapain? Kan ya harusnya setelah jadi insinyur terus kerja sendiri alias jadi pengusaha atau kerja di tempat orang atau bahasa kerennya jadi karyawan. Tapi kalau istilah srimulat jadi jongos. Ya, itulah cerita kita masih kecil dulu. Kalau kita sekarang ditanya obsesinya apa. Jawaban yang keluar bisa beragam. Cuma kalau pertanyaan ini diajukan pada orang yang statusnya sebagai karyawan, jawaban yang paling mungkin keluar yakni punya usaha sendiri, atau minimal usaha sampingan. Jalan hidup sebagai karyawan memang dibilang salah satu jalan aman untuk menyikapi kehidupan sekarang yang serba diukur dengan uang. Dengan menjadi karyawan, paling tidak dalam sebula

Semarang; dari Gereja Blenduk hingga GOR Simpang Lima

Semarang kaline banjir … Itulah sepenggal lagu yang sangat terkenal, menggambarkan betapa identiknya Semarang dengan banjir. Jika anda tinggal di Semarang, ataupun pernah singgah sebentar dan menyempatkan jalan-jalan ke daerah utara Semarang, niscaya lagu itu memang benar. Betapa tidak, musim kemarau pun Semarang tetap banjir. Meskipun sudah ada polder yang katanya dapat mengurangi rob, tetapi pada kenyataanya genangan air setiap sore tetap saja menggenangi Semarang bagian utara. Mulai dari Stasiun Tawang dan kota lama, daerah Petek, hingga Perumahan Tanah Mas. Meskipun terkenal dengan banjir, sebenarnya Semarang salah satu kota yang paling unik di Indonesia. Di bagian utara, Semarang berbatasan dengan Laut Jawa. Dan jika anda pergi ke selatan, dengan jarak yang tidak terlalu jauh, anda akan melewati dataran yang cukup tinggi. Dimulai dari Candi hingga puncaknya di Gombel, yang terkenal dengan tanjakannya yang cukup tajam. Punya daerah pantai, sekaligus memiliki daerah perbukitan! Jadi

Free Ticket

It's unbelievable! Free ticket? Yes, lucky me. A couple days ago, I visited to Hermawan Kartajaya and he challenges blogreader to answer his question. What his books (2), which appear on BNI advertisement. The first answer will get free invitation on Markplus Workshop on 19-20 May in Shangrila Hotel. And you know what, I’m the fastest! So, free ticket on my hand. Thanks Pak Hermawan! I hope can learn much from you.