Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2006

ASI (Air Susu sapI)

Pernah satu waktu, saat saya mengantar anak saya ke dokter anak, sang dokter bertanya, susunya masih ASI kan?. Saya jawab, wah sudah nggak dokter, cuma sampai 6 bulan. Jadi sekarang pake susu kaleng. Dokternya cuma tersenyum, sambil bilang sekarang si kecil jadi anak sapi dong... ASI kan Air Susu sapI ... Namanya Erlangga. Panggilannya Angga. Umurnya minggu lalu baru mencapai 35 hari. Dengan waktu yang baru sebulan itu, Angga telah dirawat di rumah sakit 3 kali. Jadi kalau dirata-rata hampir tiap minggu dia dirawat di rumah sakit. Kali ini pun penyakitnya sama, sering buang air besar yang mengakibatkan berat badanya turun drastis. Dari yang semula 3.5 kg pada waktu lahir, kemudian naik menjadi 3.8 kg, dan sekarang anjlok menjadi 3.2 kg. Bahkan saking seringnya buang air besar, dia mengalami dehidrasi berat, sehingga kepalanya kalau orang jawa bilang sedikit dekok. Selain itu untuk bernafas pun, harus dibantu tabung oksigen. Sungguh mengenaskan perjuangan seorang anak manusia berumur 35

Seandainya Semua Itu Gratis

Minggu ini benar-benar menjadi ujian bagi keluarga kami. Putra kami tercinta harus menginap di rumah sakit karena diare yang tiada berhenti. Dimulai di hari Jumat, 14 April 2006 dan mencapai puncaknya pada hari Minggu 16 April 2006. Setelah konsultasi dengan dokter anak langganan kami, akhirnya diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Berurusan dengan rumah sakit sebenarnya bukanlah hal yang pertama bagi saya. Dulu semasa kuliah, saya pernah dirawat karena hidung saya mampet tiap pagi. Selidik punya selidik, ternyata tulang hidung saya bengkok, jadi harus diluruskan. Jadi dipotonglah sedikit tulang hidung dan kemudian diluruskan supaya udara dapat berjalan dengan lancar, tidak berputar di sekitar itu saja. Yang membedakan dulu dan sekarang adalah, dahulu saya tidak terlalu pusing dengan biaya yang dikeluarkan, tapi setelah berkeluarga justru itu yang menjadi masalah. Karena saya yang harus menanggung semuanya. Setelah mengisi berbagai macam formulir, tibalah saatnya saya untuk memi

Tidak Adakah Jalan Lain?

Sebenarnya ceritanya klasik. Terlahir dari keluarga miskin. Oleh ayah ibunya yang asli Jawa dititipkan ke kakek dan neneknya pada usia yang masih sangat belia. Sempat membantu kakek dan neneknya di sawah. Kemudian dikembalikan ke orang tuanya yang sudah menetap di Jakarta tapi masih dirundung kemiskinan. Sempat juga membantu ibunya berjualan makanan, karena untuk membeli gorengan pun tak mampu. Setelah beranjak remaja, tahu akan potensi fisiknya. Ikutlah ia dalam satu kontes untuk menjadi sampul majalah remaja. Berhasillah dia menjadi salah satu finalis. Tak dinyana itulah menjadi gerbang keberhasilannya secara finansial kelak. Dan akhirnya terbanglah dia ke Singapura, salah satu pusat mode asia tenggara. Kiprahnya disana ternyata mengundang dunia fashion yang membutuhkan asian’s look. Dan terguncanglah tanah kelahirannya saat seluruh tubuhnya yang tanpa ditutupi sehelai benang pun bisa dinikmati oleh seluruh dunia. Untunglah dia segera tersadar, saat sang Ibunda memanggilnya pulang, d

Telanjang

Anda pernah telanjang? Saya yakin, tidak ada diantara kita yang tidak pernah tidak telanjang. Begitu kita terlahir di dunia, tidak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuh kita. Saat kita mandi, kita pun telanjang. Bahkan saat tidur pun, ada orang yang lebih nyaman tanpa memakai penutup tubuh Ketelanjangan memang sepertinya ditakdirkan tidak akan pernah jauh dari kita sebagai manusia. Sejak kita membuka mata di pagi hari hingga tertutup mata kita di malam hari. Baik itu secara fisik maupun ketelanjangan terhadap tindakan yang kita lakukan. Makanya kita mengenal adanya organisasi semacam Transparansi International. Hal ini menunjukkan bahwa ketelanjangan itu lintas batas. Tidak peduli batasan fisik maupun non fisik. Ketelanjangan, yang sebenarnya sudah sedemikian akrabnya dengan kita, hari-hari terakhir ini kembali menjadi topik yang hangat. Mulai dari rencana diundangkannya RUU APP hingga terbitnya majalah Playboy Indonesia. Kenapa ketelanjangan tiba-tiba menjadi masalah? Kita akr

Selamat Datang Playboy!

Anda sudah beli Playboy hari ini? Atau anda kehabisan? Jangan minder, banyak kok yang kehabisan, bahkan gosipnya edisi perdana ini telah ludes jam 3 pagi di tangan agen. Wow, ini bener-bener fantastis! Rasanya belum pernah ada majalah/buku di Indonesia yang langsung habis dalam hitungan jam. Bahkan Harry Potter pun yang laku keras di seluruh dunia, dan sempat diluncurkan pada malam hari dengan keliling kota Jakarta, tidak langsung ludes penjualannya. Dan ini akan jadi sejarah dalam dunia penerbitan. Sekaligus menjadi catatan di dunia Internasional, karena apa? Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang menerbitkan Playboy versi lokal setelah Jepang. Walaupun sebenarnya hal-hal seperti ini tidaklah baru, mungkin bisa kita lihat, cafe atau toko international yang mempunyai outlet di Jakarta seringkali menjadi outlet pertama atau kedua di Asia, biasanya Indonesia tertinggal oleh Singapura ataupun Jepang. Keadaan semacam itu lama-lama kelamaan akan menjadi biasa terjadi di Indonesia. Ap

Sekolah di Luar Negeri; Ilmu, Pekerjaan, dan Jodoh

Satu saat saya datang ke resepsi pernikahan seorang teman lama (sebut saja si Fulan). Diadakan di Balai Sudirman, salah satu tempat prestisius bagi kalangan elite Jakarta untuk mengadakan resepsi pernikahan. Tamu yang datang cukup membuat orang rela untuk antri baik untuk parkir kendaraan maupun untuk memberi ucapan selamat. Saya nggak tau berapa banyak tamu yang datang, tapi sekedar prediksi mungkin sekitar 2000an tamu undangan. Dan mereka bisa ditebak yakni dari kalangan menengah ke atas Jakarta. Bahkan terlihat seorang bekas menteri ikut antri untuk memberi ucapan selamat. Maklum sang tuan rumah (orang tua pengantin wanita) salah seorang petinggi Operator Selular. Makanan yang tersedia? Mmm, nyam nyam deh. Ini salah satu resepsi yang saya datangi dengan makanan terenak dan dengan jumlah yang melimpah. Mulai dari Sate Padang, Siomay, sampai dengan Mix BBQ. Saya sendiri cukup menikmati Kambing Guling, Mix BBQ, Tempura, Es Pudeng. Selama resepsi dan dalam perjalanan pulang, saya jadi t